Jakarta – Mantan politikus PDIP Maruarar Sirait mengungkapkan, setelah pamit dari PDIP, ia mengaku tidak ada perintah dari Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) untuk keluar dari PDIP dan mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo-Gibran.

“Setelah pamit dari PDIP, Senin minggu lalu, saya mau membangun koneksi, saya pamit baik-baik dan akan mengikuti politik yang dilakukan Pak Jokowi. Pak Jokowi tidak memberikan arahan kepada saya, kenapa saya tahu, saya bisa merasakan Pak Jokowi itu menurut saya mendukung Pak Prabowo dan Pak Gibran,” ungkap Maruarar Sirait saat mendampingi Prabowo Subianto menghadiri kampanye akbar yang digelar di Lapangan Jatipamor, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Minggu (21/1/2024).

Maruarar Sirait yang akrab disapa Ara mengatakan mendukung Prabowo karena melihat jejak Jokowi yang ia rasakan mendukung pada paslon Prabowo-Gibran.

“Kenapa, karena mereka dua kali bersaing keras, luar biasa kerasnya, tetapi saya masih ingat tahun 2014 saya satu mobil dengan Pak Jokowi, Pak Jokowi bilang setelah keputusan KPU dan MK selesai Mas Ara saya mau undang Pak Prabowo, wah luar biasa sekali dan pada saat itu Pak Prabowo hadir, itu tradisi yang baik bukan, itu ditunjukan oleh Jokowi dan Prabowo,” ucapnya.

Ara menambahkan, bersatunya Jokowi dengan Prabowo membuktikan bahwa Prabowo memiliki sikap dan sifat yang rukun, meski pernah menjadi saingan Jokowi pada pilpres sebelumnya. “Jangan ngomong kerukunan tetapi enggak ada buktinya, dua kali pilpres bersaing terus, tetapi Pak Prabowo mau bersatu membantu Pak Jolowi, padahal saya tahu persis, sebagian pendukung Pak Prabowo menganggap Pak Prabowo itu pengkhianat,” tambahnya.

Saat ini, Ara mengatakan, salah satu lembaga survei telah melakukan penilaian terhadap kinerja Presiden Jokowi dan hasilnya 83 persen masyarakat Indonesia puas dengan apa yang dilakukan oleh Jokowi.

“Tetapi mayoritas rakyat Indonesia setuju dengan langkah Pak Prabowo, karena membawa kerukunan dan persatuan. Apalagi pada Sabtu kemarin Lembaga Survei Indonesia, kepercayaan publik terhadap Pak Jokowi itu 83 persen, itu paling tinggi di dunia, karena apa, kinerjanya, infrastruktur, karena kepribadiannya, karena mempersatukan, maka dari itu harus di teruskan,” katanya.