Jakarta – Israel mengalami hari paling mematikan pada perang Gaza yang terjadi Senin (22/1/2024) kemarin, saat 24 tentaranya tewas. Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan, dari jumlah tersebut, sebanyak 21 tentara cadangan tewas akibat tembakan roket peluncur yang menghantam sebuah tank dan dua bangunan.
“Kami berupaya mencari para korban hingga beberapa jam terakhir,” kata Hagari dalam pernyataan yang disiarkan televisi.
Ia merujuk pada sulitnya mengevakuasi jenazah yang terkubur di bawah reruntuhan. “Pasukan cadangan kami mengorbankan apa yang paling mereka sayangi, sehingga kami semua bisa tinggal di sini dengan aman,” katanya.
Badan Kemanusiaan PBB OCHA mengatakan, pertempuran dan serangan meningkat di sekitar kota utama Khan Younis di Gaza selatan.
Tentara Israel mengatakan pasukannya telah melakukan beberapa serangan dan menguasai pusat komando Hamas di kota tersebut.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan pasukan Israel telah menyerang markas besarnya di Khan Younis dengan tembakan artileri, dan pesawat tak berawak. Akibatnya, bangunan lantai empat untuk misi penyelamatan itu mengalami kerusakan, dan sejumlah pengungsi mengalami cedera.
Badan-badan PBB dan kelompok bantuan telah memberikan peringatan mengenai meningkatnya ancaman penyakit dan kelaparan di Gaza, dengan sebanyak 1,7 juta orang diperkirakan terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Serangan Israel ke Gaza yang merespons penyerbuan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu, kini telah menewaskan 25.295 warga Gaza, dengan 70 persen di antaranya adalah wanita, anak-anak, dan remaja.
Serangan Hamas juga mengakibatkan sekitar 250 orang disandera di Gaza, dan Israel mengatakan sekitar 132 sandera masih berada di wilayah Palestina tersebut. Jumlah itu termasuk sedikitnya 28 jenazah sandera yang tewas, menurut angka Israel.
Sekitar 100 sandera, termasuk orang asing, dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada November 2023 lalu, di antara mereka adalah warga Israel yang ditukar dengan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Media AS Axios melaporkan pada Senin malam bahwa Israel telah mengusulkan kepada Hamas, melalui mediator Qatar dan Mesir, sebuah kesepakatan baru untuk membebaskan semua sandera.
Laporan tersebut, yang mengutip pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, mengatakan kesepakatan yang diusulkan akan dilakukan dalam beberapa tahap, dan juga akan melibatkan pembebasan tahanan Palestina dalam jumlah yang belum ditentukan.
Rencana tersebut diperkirakan akan memakan waktu sekitar dua bulan untuk diselesaikan.
Axios juga melaporkan, proposal tersebut tidak mencakup janji untuk mengakhiri perang, tetapi akan melibatkan pasukan Israel untuk mengurangi kehadiran mereka di kota-kota besar di Gaza dan secara bertahap mengizinkan penduduk untuk kembali ke wilayah utara yang hancur.
Berita mengenai usulan tersebut muncul ketika media AS mengatakan koordinator Gedung Putih untuk Timur Tengah, Brett McGurk, diperkirakan berada di Mesir dan Qatar untuk pertemuan yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan pertukaran sandera baru.
Namun juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel mengatakan Washington masih percaya solusi dua negara, pembentukan negara Palestina, adalah satu-satunya jalan keluar dari siklus kekerasan yang tiada akhir ini.
Tinggalkan Balasan