Jakarta (deliknews.com) – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berencana memperluas mobil hybrid baru di segmen B. Pada kelas tersebut terdapat model seperti Raize, Avanza-Veloz, dan Rush. Apakah tahun ini bakal diproduksi?

“Belum tahu,” kata Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Bob Azzam di Karawang, Jawa Barat, belum lama ini.

Dia menambahkan masih memantau kondisi dan perkembangan ekonomi ke depan. Apalagi segmen B itu merupakan pangsa pasar terbesar dengan kisaran harga Rp 250 juta hingga Rp 400 juta.

“Kita lihat situasi, tahun politik, perkembangan ekonomi ke depan. Kita berharap bagus ya. Makanya kita punya target bisa naik 3-5 persen baik domestik dan ekspor. Di satu sisi kita hati-hati dengan pelemahan, double pelemahan global dan domestik,” kata Bob.

“Salah satu isunya bagaimana konsumen ke depan. Jadi kalau pemilu sukses, aman, membangun optimisme masyarakat untuk belanja, untuk invest, saya rasa itu akan menjadi penguat market ke depan, tapi sebaliknya kalau kita juga tidak berhasil menghadirkan optimisme, itu akan menjadi kontraproduktif,” tambah dia lagi.

Sinyal kehadiran Low MPV hybrid semakin santer setelah debutnya Yaris Cross. Sebab Yaris Cross terbaru itu menggunakan platform Daihatsu New Global Architecture (DNGA) dan punya kode mesin yang sama dengan Avanza dan Veloz, yakni 2NR-VE. Sedangkan versi hybrid dari Yaris Cross menggunakan kode 2NR-VEX.

Guna memastikan lebih lanjut, apakah mobil hybrid baru Toyota nanti bakal lebih murah dari Innova Zenix?

“Tinggal pilih mending Innova yang murah atau barunya (b-segmen) yang murah,” kata Bob.

Namun dia berharap pemerintah bisa memberikan insentif terhadap mobil hybrid. Seperti diketahui mobil hybrid tidak mendapat keistimewaan meski bisa menekan emisi karbon.

“Murah atau mahal tergantung pajaknya pemerintah. Sekarang di Thailand mobil hybrid bisa lebih murah. Karena pajaknya lebih murah, karena lebih murah, lebih berkembang. Kalau lebih berkembang kan industrinya jadi lebih cepat invest. Orang alam datang, investor. Jadi kita jangan lihat sepotong tapi kita lihat secara keseluruhan. Makanya saya bilang untuk mendorong perubahan ada dua: kasih insentif atau penalti,” kata Bob.

“Kita sudah memberi masukan ke pemerintah bagaimana membesarkan pasar, karena pasar sudah 10 tahun masih di satu juta terus. Kedua memberikan insentif terhadap produksi, selama ini yang dapat insentif konsumen, bukan produsen loh,” sambungnya lagi.