Jakarta (deliknews.com) – Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menyebutkan, hasil quick count yang menunjukkan pasangan Prabowo-Gibran unggul dalam Pilpres 2024, akan berbanding lurus dengan hasil real count perhitungan suara KPU pada 20 Maret 2024.
Kemungkinan pemilu akan berlangsung satu putaran juga dapat dilihat dari hasil quick count berbagai lembaga survei tepercaya yang menunjukkan paslon 02 unggul dengan peroleh suara mencapai 59%.
“Sudah, iya dipastikan ini bisa terjadi satu putaran dan memang tinggal menunggu hasil dari hitungan resmi dari KPU,” kata Ujang kepada wartawan, pada Sabtu (17/2/2024).
“Saya lihat yang sesuai dengan peraturan undang-undang yang ada, maka bisa dikatakan bahwa hasil quick count tersebut mencerminkan bahwa pemilu kali ini adalah pemenangnya Pak Prabowo-Gibran dan itu terjadi satu putaran,” jelas Ujang.
Ujang menyampaikan, quick count merupakan penghitungan cepat yang bisa dipertanggungjawabkan metodenya. Seharusnya sudah bisa terlihat Prabowo-Gibran merupakan presiden yang dipilih masyarakat.
Tidak hanya itu, menurut Ujang, pemilu satu putaran akan memberikan berbagai dampak positif. Pertama, menghemat anggaran yang dikeluarkan sehingga APBN dapat digunakan untuk kepentingan lain seperti meningkatkan SDM, pelayanan kesehatan, dan bantuan sosial.
Kedua, pemilu satu putaran juga dapat meredam pertarungan yang lebih tajam sehingga tidak terjadi. Jika berlanjut ke putaran kedua, Ujang menyebut, ada kemungkinan terjadinya polarisasi.
“Kalau terjadi (dua putaran) maka sangat tajam pertarungan. Bisa terjadi polarisasi, jadi itu mengancam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat kita. Kita tahu 2019 yang lalu ada dua pasangan. Itu terjadi pertarungan yang kuat antara Prabowo dengan Pak Jokowi,” ujarnya.
Ujang menilai pemilu kali ini berjalan lebih damai dibandingkan sebelumnya. Menurut dia, masyarakat saat ini sudah lebih dewasa dalam berdemokrasi.
Tinggalkan Balasan