Jakarta (deliknews.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan ucapan selamat kepada Vladimir Putin atas terpilihnya kembali sebagai Presiden Rusia. Edorgan menawarkan untuk menjadi penengah antara Moskow dan Ukraina.
Dilansir AFP, ucapan selamat dari Erdogan itu disamaikan kepresidenan Turki, Senin (18/3/2024) waktu setempat. Erdogan menyampaikan seamat melalui sambunan telepon kepada Putin.
“Presiden Erdogan menyatakan keyakinannya bahwa evolusi positif hubungan antara Turki dan Rusia terus berlanjut dan menyatakan bahwa Turki siap memainkan peran fasilitator untuk kembali ke meja perundingan dengan Ukraina,” kata kepresidenan Turki dalam sebuah pernyataan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ini bukan pertama kalinya Erdogan menawarkan jasanya sebagai mediator dalam perang tersebut karena ia berupaya menjaga hubungan persahabatan dengan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Ketiga negara tersebut memiliki garis pantai di Laut Hitam, yang aksesnya dikuasai Turki melalui Selat Turki.
Erdogan menyambut Zelensky di Istanbul pada awal bulan ini, sementara Putin dijadwalkan mengunjungi Turki pada bulan Februari sebelum dia membatalkan perjalanan tersebut.
Pada Minggu (17/03), lembaga survei pemerintah, VTsIOM, memperlihatkan hasil bahwa Putin telah menang telak, dengan perolehan 88% suara dalam pemilihan yang berlangsung selama tiga hari. Dalam pemilu ini, Putin tidak memiliki lawan yang sebanding.
Hasil survei itu sebelumnya dirilis setelah penutupan tempat pemungutan suara (TPS) di wilayah paling barat Rusia, Kaliningrad, Minggu (17/3/2024) malam waktu setempat.
Jika kemenangan ini terkonfirmasi, jumlah 88% ini merupakan sebuah rekor untuk Putin, yang hanya memenangkan suara sebanyak 76,7% pada pemilihan presiden tahun 2018.
Mantan agen mata-mata Rusia ini juga akan menjadi pemimpin terlama Rusia dalam rentang waktu 200 tahun, mengalahkan Josef Stalin.
Putin telah berkuasa selama hampir seperempat abad, dengan kepemimpinan yang dibayangi pemberantasan terhadap mereka yang berbeda pendapat. Dan kini, Putin siap memperpanjang kekuasaannya untuk enam tahun ke depan.
Para pengamat internasional dilaporkan tidak memantau pemilu di negara yang memiliki 11 zona waktu berbeda ini.
Sumber Berita : detikcom