Surabaya (deliknews.com) – Operasi Keselamatan Semeru telah usai digelar selama 14 hari sejak 4-17 Maret 2024. Ditlantas Polda Jatim menyebut operasi keselamatan berhasil menekan angka kecelakaan yang terjadi.

Tercatat selama penyelenggaraan Operasi Keselamatan Semeru secara keseluruhan, angka kecelakaan berhasil ditekan hingga 27%, kemudian angka korban meninggal dunia akibat kecelakaan menjadi 63%. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Kami sampaikan dalam Operasi Keselamatan ini kami mampu menekan angka kecelakaan. Dengan perbandingan tahun lalu saat operasi, kecelakaan 2023 dengan 2024 kita mampu menekan angka kecelakaan sampai 27% dan korban meninggal dunia 63%. Artinya di 2023 ada 64 korban meninggal dunia, tahun ini ada 24 korban meninggal dunia,” ujar Dirlantas Polda Jatim Kombes Komarudin, Senin (18/3/2024).

Pihak kepolisian pun akan terus melalukan berbagai upaya demi menciptakan kondisi lalu lintas yang aman dan nyaman, terutama untuk memastikan keselamatan para pengguna jalan.

Berbagai giat mulai dari preemtif dan preventif juga terus dilakukan untuk menekan angka kecelakaan. Kegiatan preemtif yang digelar berupa sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat.

Kemudian kegiatan preventif yang dilakukan dengan penggelaran kekuatan melalui pelaksanaan operasi keselamatan. Pihak kepolisian juga telah melakukan mapping atau pemetaan di beberapa titik rawan kemacetan dan rawan kecelakaan di Jawa Timur.

“Kegiatan preemtif itu mendapatkan bobot 40%, yakni berupa edukasi, sosialisasi, imbauan kepada masyarakat. Kemudian kegiatan preventif 40% melalui penggelaran kekuatan. Kami tumpahkan personel di jam-jam yang hasil analisa dan evaluasi menjadi titik rawan. untuk pola waktu berada pada pukul 06.00-09.00 WIB serta 09.00-12.00 WIB, ini pola waktu rentan sekali terjadi kecelakaan,” jelas Komarudin.

Lebih spesifik di bulan Ramadan hingga menjelang lebaran ini pihaknya juga telah mengidentifikasi adanya pergeseran waktu kecelakaan yang bergeser ke sore hari akibat adanya aktifitas ngabuburit masyarakat hingga aktifitas seperti balap liar. Terkait balap liar ini, pihak kepolisian pun telah mengambil tindakan tegas.

“Di hari ke 7 (Operasi Keselamatan Semeru) evaluasi kami ada sedikit pergeseran waktu kejadian kecelakaan saat ini banyak terjadi di sore hari. Memang faktanya di lapangan sore hari itu banyak kegiatan masyarakat seperti ngabuburit, keluar, hingga yang saat ini jadi sorotan kami balap liar, balap sore. Beberapa wilayah sudah kita tindak tegas,” tandasnya.

Usai pelaksanaan Operasi Keselamatan Semeru ini, pihak kepolisian juga tengah bersiap untuk melaksanakan Operasi Ketupat pada masa mudik Lebaran 2024.