Jaga Situasi Kamtibmas, Masyarakat Harus Waspadai Provokasi KST Papua
Oleh : Roy Andarek
Papua merupakan salah satu provinsi dan bagian integral NKRI. Gerakan untuk memisahkan Papua dari NKRI memang gerakan separatis yang harus diwaspadai, gerakan ini pun seakan meminta bantuan dari luar negeri dengan menyebarkan narasi bahwa Papua layak merdeka.
Tokoh Pemuda Papua, Ali Kabiay mengatakan sangat disayangkan upaya Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua justru terus mengkampanyekan kemerdekaan Papua.
Tindakan tersebut tentu saja sama halnya dengan menista proses demokrasi yang sudah dijalankan oleh rakyat Papua ketika memilih dalam proses Pilkada, Pilpres, Pilihan Legislatif DPR, yang notabene orang asli Papua juga ikut memilih dalam proses demokrasi Pemilu.
Belum lagi dalam tiga bulan terakhir yang masih menjadi awal dari tahun 2024, kebrutalan KST malah semakin menjadi. Kelompok keji ini tercatat telah membakar rumah warga sebanyak 18 unit dan 7 unit fasilitas umum serta kantor pemerintahan. Mereka bahkan dengan sadisnya membunuh 7 orang masyarakat yang terdiri dari TNI 2 orang, Polri 3 orang, dan warga sipil 2 orang.
Menanggapi aksi kekerasan tersebut, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan III), Letnan Jenderal Richard Tampubolon mengultimatum KST Papua untuk segera menghentikan serangkaian aksi brutal mereka dalam beberapa waktu terakhir. Menurutnya, rekam jejak kejahatan dan kebiadaban KST yang tidak berperikemanusiaan sudah tergambarkan dengan jelas, mulai pembantaian terhadap masyarakat Orang Asli Papua (OAP) maupun masyarakat pendatang.
Dalam menjaga situasi Kamtibnas di Bumi Cendrawasih, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri menegaskan bahwa aparat TNI dan Polri tidak akan terpancing dengan berbagai tindakan provokasi yang dilakukan oleh KST ini. Seluruh anggota TNI-Polri yang hadir di Papua membawa misi untuk menciptakan kedamaian. Oleh karena itu, ketika terjadi insiden gangguan oleh KST maka anggota TNI dan Polri akan menghadapi mereka secara tegas dan terukur.
Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Candra Kurniawan, S.E., M.M menyebut KST beserta simpatisan terus aktif menyebar berita provokatif dan berita bohong atau hoaks dengan tujuan menghasut masyarakat untuk melawan Pemerintah dan Aparat Keamanan, sehingga pembangunan kesejahteraan Papua pun ikut terhambat. Pola lain yang digunakan oleh KST beserta simpatisannya adalah memaksa masyarakat untuk mencuri dan merampas senjata milik Aparat TNI dan Polri yang memiliki Senjata Api. Namun jika tidak berhasil maka KST akan membunuh masyarakat tersebut.
Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada atas perkembangan ini dan tidak mudah terhasut oleh provokasi dan berita bohong yang selalu disebar oleh KST Papua melalui media sosial. Begitu pula, Bupati Mimika Eltinus Omaleng yang juga mengajak masyarakat Mimika untuk tidak mengikuti provokasi atau ajakan demo oknum tidak bertanggungjawab termasuk oleh KST Papua.
Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (Gercin) mengajak masyarakat Papua untuk menjaga kedamaian di Tanah Papua yang kondusif, dan tidak terpengaruh dengan isu-isu sesat maupun provokasi yang sengaja dipanas-panaskan untuk membuat gejolak politik sehingga Tanah Papua membara dan terbakar dengan demostrasi-demostrasi yang anarkis.
Ketua Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (Gercin) Papua, Hendrik Yance Udam mengatakan Tanah Papua tidak boleh dirusak oleh oknum-oknum tertentu dengan memanfaatkan isu-isu Papua untuk kepentingan pribadi, kelompok, bahkan kepentingan asing yang menginginkan posisi Papua dalam konflik politik yang berkepanjangan. Hal ini bisa membuat rakyat yang ada di Tanah Papua menderita, sengsara kelaparan dan menjadi asing di tanahnya sendiri. Segala bentuk provokasi yang dilakukan oleh orang-orang tertentu, biasanya karena tidak ingin Papua tetap damai dan cepat maju.
Kedaulatan NKRI di Papua haruslah dibangun di dunia Internasional. Banyaknya pemberitaan miring tentang Indonesia terhadap Orang Asli Papua, menjadi alasan gerakan yang inskonstitusional yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang berada di luar negeri yang tidak mengerti dan memahami situasi dan kondisi perkembangan di Papua saat ini.
KST sering kali menyebarkan informasi bohong dan provokasi untuk menciptakan keresahan di masyarakat. Mereka ingin memicu konflik dan mengganggu stabilitas keamanan. Oleh karena itu, kita harus cerdas dan tidak mudah terprovokasi oleh berita yang belum tentu kebenarannya. Segala bentuk provokasi dan tindakan kekerasan tidak akan membawa manfaat bagi siapa pun. Kita harus menolak dan mewasapadi segala bentuk provokasi dan isu yang sering di sebarkan oleh KST di media maya.
Menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) merupakan tanggung jawab bersama. Dukungan dari para tokoh adat, agama, masyarakat, dan pemuda untuk berperan aktif menggelorakan imbauan positif demi mewujudkan Papua yang damai serta aman. Mari kita bangun Papua yang lebih sejahtera lagi dengan melibatkan diri untuk melakukan hal – hal yang positif termasuk melawan provokasi -provokasi yang tidak bermanfaat bagi masa depan Papua yang akan datang, Papua merupakan bagian tak terpisahkan dari bingkai NKRI, sampai kapanpun Papua merupakan anak kandung bumi pertiwi.
*) Mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta
Tinggalkan Balasan