Malaka, NTT, deliknews – Desnasti Abudenok menjadi lokus baru yang akan dikembangkan oleh Dinas Pariwisata karena Abudenok masih memiliki hutan Cemarah yang masih rindang, juga kesejukan alam dari pohon Bakau sebagai pohon bawaan dari laut.
Dikatakan lokus baru karena sementara ini masih didesain.Terus membuat peraturannya, kemudian mensosialisasikan dengan mansyarakat yang berada diwilayah Desa Umatoos dan Desa Rabasa.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, Aloysius Werang, SH. MM menyatakan sementara ini ada beberapa sekmen Wisata yang dikembangkannya. Ucap Kadis Pariwisata, didepan Kantor Bupati Malaka, Senin (13/5/2024)
“Sekmen Wisata yang dikembangkan nanti, Loodik dan pantai Abudenok. Kalau destinasi loodik bekerja sama dengan kelompok sadar wisata dan para penduduk pesisir patai di Raihenek.
Sedangkan destinasi Abudenok, menjadi lokus baru dari kita karena sementara ini masih desain. Kemudia dibuat dalam peraturan pemerintah dan ditetapkannya, lalu disosialisasikan kepada masyarakat diwilayah Desa Umatoos dan Desa Rabasa.
Selain peraturan pemerintah, kita juga membangun komonikasi dengan pemangku Adat yang ada di ke dua wilayah tersebut untuk mengadakan kembali budaya hukum Adat dari nenek moyang kita diturunkan secara temurun, generasi ke generasi yang dikenal namanya “Ukun Badu”, “beber Alo Werang.
Lanjut Kadis, perlu diketahui bersama bahwa; Berdasarkan hasil data tahun 2024, destinasi Abudenok itu pengunjungnya sebanyak 7500 orang. Sedangkan destinasi Motadikin pengunjungnya hanya 2.624 orang. Jadi kalau disandingkan antara motadikin dengan Abudenok, sementara ini destinasi Abudenok masih lebih baik. Kendatinya.
Menurut Kadis Pariwisata, pengunjung tempat wisata Abudenok bukan saja dari warga Malaka, akan tetapi warga yang bermukim di perbatasan Kabupaten Malaka dan Timor Tengah Selatan (TTS).
” Oleh karena destinaai Abudenok dikunjung dari 2 Kabupaten, maka harus dikembangkan. Dan destinasi Abudenok, semakin banyak pengunjung tentunya menopang peningkatan pertumbuhan Ekonomi masyarakat melalui hasil penjualan yang dibeli oleh para pengunjung.
Selain menopang pertumbuhan Ekonomi masyarakat, tentunya meningkatkan Pendapat Asli Daerah (PAD) melalui retribusi yang diterapkan dari Dinas Pariwisata.
Kadis pariwisata, Alysius Werang, mengharapkan kepada pengunjung Wisata atau penduduk di wilayah Desa, agar sama-sama menjadi polisi untuk diri kita masing – masing. Dalam hal ini, mari kita sama – sama menjaga keamanan..
Keamanan itu, lahir dari pribadi kita masing – masing. Harapan Kadis. (Dami Atok)
Tinggalkan Balasan