Malaka, NTT, deliknews – Dinas Pertanian Malaka terus menupayakqn mendorong masyarakat petani meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman padi.

Upaya meningkatkan hasil produksi tanaman para petani, ditunjang dengan pemberian bantuan Alat pertanian mesin (Alsintan) berupa Taraktor tangan (Tr2), Mesin Pompa Air dan Semprot Tangan (Hand Sprayer) kepada Kelompak tani (Kapoktan).

Kepala dinas Pertanian Kabupaten Malaka, drh.Januaria Maria Seran mengatakannya, fokus peningkatkan produksi pertanian melalui Perluasan Areal Tanam (PAT), untuk mengantisipasi terjadinya rawan pangan, maka hari ini kita salurkan bantuan Alsintan tersebut. Ungkap Kadis Pertanian diruang kerjanya Rabu (19/6/2024).

“Upaya mendorong peningkatan hasil prodiksi dan produktivitas masyarakat petani dengan bantuan – bantuan Alsintan seperti Hand Traktor roda 2 (Tr2) sebagai multidampak pada pengolahan lahan basah (sawah) masyarakat,” ujar Kadis.

Lanjut kadis, memberikan bantuan kepada masyarakat kelompok tani itu, sesuai dengan keluhan – keluhan masyarakat petani pada saat pengolahan lahan.

“Keterjadian yang dikeluhkan masyarakat petani lahan basah (sawah) terhadap keterlambatan tanam itu karena kurangnya Alsintan dan kekurangan air.

Dengan demikian, terus kita upayakan dan memperjuangkan bantuan ke pemerintah pusat terkait yaitu Kementrian Pertanian (Kementan) agar masyarakata tidak mengalami kesulitan dalam pengolahan lahan saat musim tanam,” kendatinya.

Tambah Kadis Pertanian Malaka, drh.Januaria Maria Seran; dirjen kementrian pertanian (kementan) memberikan bantuan Alsintan Traktor tangan roda 2 (Tr2) untuk multidampak kepada masyarakat petani, sehingga mendorong masyarakat meningkatkan produksi dan produktivitas petani. Tandasnya.

” Fokus kementrian pertanian itu, pada lahan basah (sawah) maka dituntut dari kementrian pertanian itu untuk memastikan perluasan pengolahan lahan masyarakat melalui amanya Perluasan Areal Tanam (PAT) dan dengan keluhan – keluhannya.

Hal PAT yang dilalukukan dari kementrian itu untuk mengantisipasi terjadi nama-Nya kasus rawan pangan pada saat musim kekeringan,” pungkasnya (Dami Atok)