Malaka, NTT, deliknews – Penyelenggaraan pemerintahan sebelumnya terkesan disiplin dan tegas, namun menyisahkan aroma busuk. Uang rakyat hilang dari desa sampai kabupaten. Program yang dinilai pro rakyat diobok-obok Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ala Herman Nai Ulu, Penjabat Bupati Malaka pemimpin perdana, SN-FBN diminta bisa meneladani penyelenggaraan birokrasi yang nyaman tanpa marah-marah dan menekan.
Mantan pendukung SBS, Emanuel Seran Nahak, asal Kecamatan Malaka Barat kepada wartawan, Jumat (28/6/24) membanggakan dua sosok pemimpin Malaka masing-masing Penjabat Perdana Bupati Malaka, Herman Nai Ulu, SH, M.Hum dan Bupati Malaka saat ini, Dr. Simon Nahak, SH, MH yang memiliki gaya kepemimpinan yang hampir sama.
Dikatakan, Herman Nai Ulu meski keturunan bangsawan, akan tetapi karakter ke-RAJA-annya tidak muncul dalam sikap dan perilaku kepemimpinannya. Tidak pernah marah-marah di depan umum, apalagi menekan para aparat sipil negara (ASN). Beliau (red, Herman Nai Ulu) memimpin dan meninggalkan Malaka tanpa noda hitam. Kepemimpinan Herman Nai Ulu dibanggakan dan terpatri dalam sanubari Renu Rai (red, rakyat) Malaka.
Jika terpilih, SN yang empunya nama lengkap Dr. Simon Nahak, SH, MH, dan FBN, Felix Bere Nahak, S.Pt mempertahankan sikap dan perilaku yang nampak selama ini. Pemimpin dulu seperti Herman Nai Ulu, Donatus Bere, SH, dr. dr. Messerassi B. Ataupah, Viktorius Manek, S.Sos, M.Si perlu diteladani untuk membangun kepemimpin yang berkarakter di Kabupaten Malaka. “Karena, tujuan besar kita, human governance,” ujarnya.
Politisi ternama, Benny Chandradinata mengatakan Bupati Simon memberikan kesejukan dan kenyamanan dalam suasana penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Di hadapan masa pendukungnya di Pileg 2024 dan pendukung SN-FBN saat pendaftaran balon Pilkada Malaka, belum lama ini, SN sosok pemimpin yang menciptakan suasana adem.
Calon anggota terpilih DPRD Provinsi NTT itu mengatakan pesta demokrasi pemilu legislatif (Pileg) 2024 berlangsung tanpa tekanan dan intimidasi. Masyarakat dapat mengunakan hak suara secara bebas, sehingga partai-partai politik hampir semuanya berkembang. Partai Gerindra sendiri meraih suara terbanyak dan kembali menempati kursi pimpinan.
Ketua Takmir Masjid Al-Jihad Betun, Ustad Safriadi mengatakan Bupati Simon pemimpin yang sejuk dan mencintai masyarakat dalam segala komponen. Tidak membeda-bedakan satu sama lain. Sehingga, kehidupan toleransi antar umat beragama tercipta. “Kami tetap mendukung bapak bupati,” kata Ustad Safriadi saat penyerahan hewan kurban dalam rangka hari raya Idul Adha, beberapa waktu lalu. (tim)