Surabaya – Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Haryo Soekartono (BHS) menyambut baik wacana program pelayaran jangka pendek di wilayah selatan Pulau Jawa.
Program ini bertujuan untuk memangkas biaya pengiriman logistik yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) saat kepemimpinan Khofifah -Emil.
BHS juga berpendapat bahwa short sea shipping di wilayah selatan Pulau Jawa itu seharusnya menggunakan kapal kontainer supaya tidak gagal dalam pengoperasian seperti pelayaran jangka pendek di utara Jawa yang pernah dilakukan beberapa tahun silam.
“Apabila ingin survive, maka, sangat bagus kalau misalnya di wilayah utara maupun selatan bisa didukung dengan transportasi kontainer (kapal). Karena kontainer muatannya bisa buat banyak sehingga sangat efisien untuk kepentingan logistik atau short sea shipping ini,” tuturnya setelah acara diskusi publik bertema Jawa Timur Maju Berprestasi Menuju Indonesia Emas 2045 yang digelar KOMITS 08 dan dihadiri Cawagub Emil Elestianto Dardak di Hotel Novotel Samator Surabaya, Sabtu (9/11/2024) kemarin.
Namun, untuk merealisasikan pelayaran jangka pendek di selatan Pulau Jawa, BHS menekankan perlu adanya visibility study untuk mengetahui apakan program tersebut menguntungkan atau tidak bagi perusahaan pelayaran.
“Karena pengusaha selalu memikirkan seperti itu, termasuk BUMN kita juga begitu. Jadi, kalau misalnya itu menguntungkan maka mereka akan mau,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Emil Elestianto Dardak menyampaikan diskusi publik dengan teknokrat dan akademisi.
Diskusi ini mengupas mengenai masalah kemaritiman di Jawa Timur yang seyogyanya harus dipikirkan bersama agar menyambung dengan Program Jatim Akses sesuai Nawa Bhakti Satrya. Terutama memaksimalkan konektivitas laut.
“Kita lihar tadi bagaimana optimalisasi dermaga di pelabuhan Banyuwangi juga dikembangkan oleh Pemprov (Jatim), nah ini kedepannya ada 9 dermaga yang dibangun oleh Pemprov termasuk di Wilayah Madura kepulauan,” ujarnya.
Dengan memaksimalkan konektivitas laut maka posisi Indonesia khususnya Jatim dapat diperkokoh. Namun, hambatan mengembangkan kemaritiman di selatan Jawa Timur tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat seperti di sisi utara, sehingga Emil dan Khofifah sudah membuat pelabuhan Prigi di Trenggalek diharapkan dapat mendorong program pelayaran perintis untuk mengangkut hasil pertanian.
“Pelabuhan Prigi sudah ada sekarang dan sudah mulai diuji keandalannya untuk kapal-kapal muatan besar meskipun fokusnya masih di perikanan,” ucapnya.
Ia berharap Kementerian Perhubungan RI bisa mulai mendorong reaktivasi program pelayaran perintis tadi untuk rute-rute yang bisa galang mulai rintis seperti dari Lembar yang sudah ke Jangkar (pelabuhan).
“Mungkin Lembar juga bisa ke Prigi sehingga bisa mengangkut hasil pertanian dari NTB ke Jawa Timur dan sebaliknya,” katanya yang berharap hal ini bisa diwujudkan di masa depan.
Sementara itu, ketua panitia diskusi publik yang digelar KOMITS 08, Reny Widya Lestari menjelaskan bahwa langkah ini merupakan sumbangsih pihaknya untuk masyarakat Jatim khususnya dengan adanya Pilkada serentak.
“Kita bergerak di wilayah pemikiran, kita bergerak di wilayah jaringan dan kita bergerak di wilayah dukungan para teknokrat untuk bagaimana kita bisa memperbaiki keadaan dan kondisi dan masyarakat Jatim,” ujarnya.
Dari diskusi publik ini, maka KOMITS 08 dan masyarakat dapat mengetahui permasalahan seperti transportasi dan mengusulkan solusi pembenahannya.
“Dan apa yang bisa kita kerjakan di Jawa Timur pada periode Inshaa Allah, Bu Khofifah dan Pak Emil yang kedua nanti lanjutkan, kita akan usulkan sebagai dengan saluran-saluran yang ada mungkin ke DPRD dan kita lanjutkan diskusi-diskusi,” pungkasnya
Tinggalkan Balasan