Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono, menyampaikan apresiasi terhadap langkah pemerintah dalam mendorong maskapai penerbangan menurunkan harga tiket pesawat. Ia menilai kebijakan ini dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan sektor pariwisata domestik.

“Pemerintah melakukannya dengan cara mengurangi ongkos terkait biaya pajak bandara dan avtur. Pemotongan biaya ini sudah diberlakukan sampai hari ini,” ujar Bambang saat dihubungi, Jumat (24/1/2025).

Namun, Bambang menegaskan pentingnya kajian mendalam terhadap kondisi maskapai untuk memastikan kontinuitas layanan serta menjaga standar keselamatan dan kenyamanan penerbangan.

Kajian Mendalam untuk Maskapai Lokal

Menurut Bambang, kajian ini diperlukan untuk memahami penyebab kegagalan beberapa maskapai. Ia menyoroti salah satu maskapai yang sebelumnya diandalkan untuk rute Surabaya-Jakarta namun harus menghentikan operasinya.

“Penyebab kegagalan harus dianalisis oleh Kementerian Perhubungan untuk memahami iklim usaha industri penerbangan. Kita berharap maskapai lokal dapat terus berkembang dan berkontribusi, bukan dikuasai oleh maskapai asing,” tegasnya.

Bambang mengingatkan bahwa dominasi maskapai asing dapat mengancam kedaulatan transportasi udara Indonesia sebagai negara kepulauan yang sangat bergantung pada moda transportasi ini. Asas cabotage, yang melarang operator asing mengangkut barang atau penumpang di dalam negeri, harus terus ditegakkan untuk melindungi industri lokal.

Transportasi Laut Juga Perlu Perhatian

Bambang juga menggarisbawahi perlunya perhatian pada moda transportasi laut. Biaya tinggi akibat PNBP, infrastruktur yang kurang memadai, serta harga bahan bakar menjadi tantangan besar. Ia mengusulkan subsidi dan pembenahan infrastruktur untuk menekan biaya ekonomi transportasi laut yang banyak digunakan masyarakat menengah ke bawah.

“Penurunan biaya pada moda laut harus dilakukan, seperti yang telah diterapkan pada moda udara. Pemerintah juga harus membangun fasilitas pelabuhan yang lebih memadai untuk mendukung hal ini,” tambahnya.

Bandara Low-Cost untuk Efisiensi Biaya

Bambang mendukung rencana pemerintah untuk membangun terminal low-cost di Bandara Soekarno-Hatta dan bandara utama lainnya di seluruh kota besar di Indonesia. Namun, ia menyoroti bahwa tarif kebandaraan di terminal tersebut masih mengacu pada ekonomi full-service, sehingga perlu disesuaikan.

“Industri penerbangan kita 70% berbasis low-cost carrier. Pemerintah harus duduk bersama pelaku usaha dan pengguna jasa untuk membahas kebijakan yang dapat menciptakan keberlanjutan di sektor ini,” ujarnya.

Strategi Pengaturan Tarif di Musim Puncak

Bambang juga menyarankan pengaturan tarif di musim puncak (peak season) seperti Lebaran dan Natal-Tahun Baru. Ia mengusulkan penurunan tarif dimulai satu bulan sebelum hari puncak secara bertahap, sehingga pada hari H harga tiket mencapai puncaknya.

“Strategi ini bisa menyebarkan jumlah pengguna transportasi secara merata dan mencegah ketidakseimbangan supply and demand. Dengan begitu, masyarakat tidak akan kesulitan mendapatkan tiket dan praktik percaloan dapat diminimalkan,” jelasnya.

Bambang menegaskan bahwa pemerintah perlu melibatkan penelitian dan pengembangan (litbang) dalam menyusun kebijakan jangka panjang untuk sektor transportasi. Kebijakan tersebut harus mampu memberikan harga yang kompetitif sekaligus menjaga keberlangsungan usaha maskapai dan moda transportasi lainnya.