Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono, hadir dalam rapat bersama Asosiasi Kembali Berwisata Indonesia (Kemenberin). Dalam pertemuan ini, Kemenberin menyampaikan rencana penyelenggaraan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 24 April 2025, yang bertujuan mendorong pemulihan sektor wisata setelah terdampak pandemi Covid-19 dan kemerosotan ekonomi di tahun 2020-2021.
Asosiasi Kemenberin yang didominasi pelaku usaha wisata muda di bawah usia 40 tahun ini menekankan pentingnya dukungan pemerintah agar masyarakat kembali bersemangat untuk berwisata. Bambang Haryo merespons positif usulan tersebut dengan menggarisbawahi perlunya standarisasi kualitas untuk seluruh desa wisata yang tersebar di Indonesia.
Data terkini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki total 6.016 desa wisata, terdiri atas 4.687 desa wisata rintisan, 992 desa wisata berkembang, 314 desa wisata maju, serta 33 desa wisata mandiri. Bambang menilai, standarisasi kualitas internasional maupun domestik sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan kualitas layanan wisata di desa-desa tersebut.
“Standarisasi kualitas ini nantinya akan menjadi panduan utama dalam mengembangkan potensi desa wisata. Dengan adanya standar tersebut, desa wisata bisa lebih profesional, berkelanjutan, dan menarik minat wisatawan domestik maupun internasional,” ujar BHS.
Selain itu, Bambang juga menyoroti pentingnya tata kelola kawasan wisata, terutama dalam hal pemisahan kawasan wisata dari perumahan warga serta UMKM. Menurutnya, penempatan UMKM harus direncanakan agar tidak mengganggu aktivitas wisata dan memberikan kenyamanan optimal bagi wisatawan.
“Kawasan wisata harus steril dari permukiman penduduk dan UMKM yang tidak tertata. Penempatan UMKM yang strategis dan terpisah akan membantu meningkatkan kualitas pariwisata serta kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar,” jelasnya.
Di sisi lain, Bambang menyampaikan catatan penting untuk Kemenberin agar memperluas jangkauan keanggotaan dengan melibatkan unsur seni budaya, khususnya penyanyi. Menurutnya, industri musik dan hiburan memiliki potensi besar dalam menarik wisatawan, sebagaimana fenomena K-Pop yang berhasil mengangkat nama Korea Selatan di dunia internasional.
“Peran seni dan hibur harus dimanfaatkan secara optimal untuk menciptakan daya tarik tambahan dalam sektor pariwisata. Dengan melibatkan pelaku seni secara serius, Indonesia bisa menghadirkan tren wisata baru yang menarik perhatian wisatawan dari berbagai negara,” pungkas Bambang.
Melalui langkah-langkah strategis ini, DPR dan Kemenberin optimis sektor pariwisata Indonesia akan segera pulih dan berkembang secara signifikan.