Mojokerto — Rendahnya kesadaran masyarakat, khususnya pelajar, terhadap pentingnya situs sejarah nasional menjadi perhatian anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono. Hal ini ia sampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke situs Kerajaan Majapahit di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (14/4).

Menurut Bambang, situs peninggalan Kerajaan Majapahit yang memiliki nilai sejarah tinggi tersebut belum mendapatkan perhatian yang memadai, baik dari masyarakat umum maupun lembaga pendidikan.

“Situs seperti Trowulan ini seharusnya menjadi lokasi belajar langsung bagi siswa-siswa di Jawa Timur. Sayangnya, masih minim sosialisasi mengenai keberadaan dan pentingnya situs ini,” ujarnya kepada RRI di Museum Majapahit, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI (BPKW XI) Jawa Timur.

Ia menegaskan bahwa pembelajaran sejarah di lapangan, seperti melalui kunjungan ke situs Majapahit, dapat memberikan pengalaman yang lebih bermakna bagi pelajar dibandingkan hanya belajar di dalam kelas.

“Majapahit adalah kerajaan besar yang pernah berjaya hingga ke wilayah Asia Tenggara. Ini seharusnya diketahui oleh masyarakat luas, termasuk pelajar dan bahkan turis mancanegara,” tambahnya.

Bambang juga menyoroti kurangnya dorongan kepada sekolah untuk menjadikan Trowulan sebagai destinasi studi sejarah. Padahal, menurutnya, pendekatan belajar di luar kelas semacam ini sangat efektif dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta terhadap budaya bangsa.

“Sampai sekarang, tampaknya masih sangat kurang upaya untuk menyosialisasikan bahwa kita memiliki situs sejarah besar seperti Majapahit,” tegasnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala BPKW XI, Endah Budi Hermiayani, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan daya tarik situs Majapahit. Salah satunya dengan pengembangan Museum Majapahit.

“Tahun ini, Kementerian Kebudayaan akan menyusun Rencana Induk Pengembangan Kebudayaan (RIPK) dari Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Trowulan, termasuk pembangunan museum Majapahit sebagai bagian dari penguatan edukasi sejarah,” ujar Endah.

Ia berharap dengan pengembangan tersebut, situs Majapahit dapat lebih dikenal luas dan dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah yang penting bagi generasi muda.