Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi lumbung pangan dan penghasil ikan terbesar di dunia, jika mampu mengoptimalkan lahan pertanian, perkebunan, serta sumber daya kelautan dan perairannya.
Bambang menyoroti keberhasilan Cina sebagai salah satu negara produsen pangan terbesar di dunia, meski negara tersebut menghadapi keterbatasan iklim dengan empat musim yang membatasi masa tanam hanya sekitar 6 hingga 8 bulan per tahun. Dengan luas lahan tanam sekitar 171 juta hektar, Cina mampu mengembangkan dan memanfaatkan lahan produktifnya secara maksimal.
“Cina mampu menjadi penghasil utama berbagai komoditas pangan dunia, mulai dari beras, jagung, kedelai, hingga biji-bijian, kacang-kacangan, dan minyak nabati. Bahkan, sektor hortikultura seperti sayur-sayuran, buah-buahan, teh, hingga kopi berkembang pesat, ditambah lagi sektor perikanannya yang mencapai produksi 68 juta ton per tahun,” ujar pemilik sapaan akrab BHS, Senin (3/3/2025).
Bambang membandingkan capaian tersebut dengan kondisi Indonesia, yang saat ini baru mampu memproduksi sekitar 18,2 juta ton ikan per tahun. Padahal, Indonesia memiliki potensi maritim yang jauh lebih besar, dengan wilayah laut yang luas dan garis pantai terpanjang kedua di dunia.
Menurut Bambang, salah satu tantangan besar yang harus dijawab Indonesia adalah memaksimalkan pemanfaatan lahan produktif yang masih terbuka luas. Indonesia memiliki sekitar 75 juta hektar lahan potensial, tetapi hingga kini baru sekitar 10 juta hektar yang dimanfaatkan untuk tanaman pangan utama seperti beras dan jagung.
“Jika kita mampu mengoptimalkan lahan pertanian hingga 20 juta hektar dan menerapkan pola tanam tiga kali setahun, maka potensi produksi beras Indonesia bisa mencapai 300 juta ton per tahun. Angka ini jauh melampaui produksi beras Cina yang saat ini sekitar 206,5 juta ton per tahun,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bambang menegaskan bahwa kebutuhan beras nasional hanya sekitar 35 juta ton per tahun. Artinya, jika potensi ini dimaksimalkan, Indonesia tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga berpeluang besar menjadi pengekspor utama beras di dunia.
Selain sektor pertanian, Bambang juga menekankan pentingnya pengembangan sektor perikanan, baik laut maupun perairan darat. Dengan jumlah sungai yang sangat banyak dan potensi perikanan air tawar yang melimpah, Indonesia berpotensi besar menjadi lumbung ikan sungai terbesar di dunia.
“Indonesia punya semua modal untuk menjadi kekuatan pangan dan perikanan dunia. Tinggal bagaimana kita mengelola sumber daya ini secara optimal dan berkelanjutan, serta didukung kebijakan yang pro-petani dan pro-nelayan,” tegas Bambang.
Dengan dukungan inovasi teknologi, infrastruktur yang memadai, serta sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, Bambang optimis Indonesia bisa menjelma menjadi pusat pangan dan maritim global yang disegani.