Surabaya – Anggota Komisi VII DPR RI, Ir. H. Bambang Haryo Soekartono (BHS), mengajak masyarakat memperkuat ideologi dan nasionalisme di tengah derasnya arus digitalisasi yang membawa berbagai tantangan baru bagi bangsa Indonesia.

Hal itu disampaikan Bambang Haryo dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang digelar di Hotel Elmi Surabaya, Rabu (15/10) sore. Kegiatan tersebut diikuti sekitar 150 peserta dari berbagai unsur masyarakat, dan dihadiri sejumlah tokoh daerah, di antaranya Dr. Darsono, Drs. M.Si, Cahyo Harjo Prakoso, S.H., M.H. (anggota DPRD Jatim Komisi E dan Banggar), Bahtiyar Rifai, S.H. (Wakil Ketua DPRD Surabaya), serta Moch. Wahyudin, S.H., M.M. (Direktur SDM dan Umum PT Dharma Lautan Utama).

Menurut BHS, penguatan ideologi bangsa merupakan upaya penting dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di tengah perubahan zaman yang serba cepat. Ia menegaskan bahwa nilai-nilai Empat Pilar MPR RI—Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika—harus menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Ini sudah kegiatan keenam kami. Harapannya, nilai-nilai Empat Pilar ini tidak berhenti di peserta saja, tapi bisa disebarluaskan ke lingkungan sekitar, termasuk keluarga dan masyarakat,” ujar Bambang Haryo.

Bambang menjelaskan bahwa implementasi Empat Pilar tidak hanya sebatas pengetahuan, tetapi harus tercermin dalam kebijakan pemerintah yang berpihak kepada rakyat. Ia mencontohkan keberhasilan Indonesia dalam mengurangi impor pangan seperti beras, jagung, gula, dan garam sebagai wujud nyata penerapan nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia sebagaimana tertuang dalam sila kelima Pancasila.

“Sekarang Indonesia sudah mengalami surplus beras dan jagung. Ini bukti bahwa nilai-nilai Pancasila benar-benar dijalankan dalam kebijakan nasional,” tegas politisi Partai Gerindra asal Surabaya itu.

Selain itu, BHS juga menyoroti pentingnya kemandirian energi nasional. Menurutnya, pembangunan kilang minyak dalam negeri menjadi langkah strategis agar Indonesia tidak terus bergantung pada impor bahan bakar dari luar negeri.

“Kemandirian energi adalah bentuk nyata semangat nasionalisme dan kemandirian bangsa sesuai amanat Empat Pilar Kebangsaan,” tambahnya.

Sementara itu, Dr. Darsono, Drs. M.Si, salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut, menilai bahwa penguatan ideologi bangsa sangat penting di era digitalisasi. Menurutnya, derasnya arus informasi dan pengaruh media sosial dapat mengikis nilai-nilai kebangsaan jika tidak diimbangi dengan pendidikan ideologi yang kuat.

“Generasi sekarang menghadapi tantangan yang berbeda. Nilai-nilai kebangsaan bisa tergerus jika tidak terus diperkuat melalui edukasi dan sosialisasi seperti ini,” ujarnya.

Darsono juga mengapresiasi konsistensi Bambang Haryo yang aktif menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan sosialisasi.

“Empat Pilar tidak boleh hanya menjadi slogan, tetapi harus dihidupkan dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya.

Darsono menambahkan, kegiatan seperti ini perlu terus dilaksanakan dengan melibatkan lebih banyak generasi muda agar semangat kebangsaan tetap terjaga.

“Kita harus memastikan generasi penerus tetap berpegang teguh pada ideologi Pancasila agar Indonesia tetap kokoh dan berdaulat di tengah perubahan global,” katanya.

Acara yang berlangsung hangat dan interaktif tersebut berhasil menumbuhkan semangat kebersamaan serta memperkuat rasa cinta tanah air di kalangan peserta. Nilai-nilai Empat Pilar MPR RI diharapkan terus menjadi landasan moral dan arah pembangunan bangsa ke depan.