Sidoarjo — Kunjungan kerja Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono (BHS), ke Pasar Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, menjadi momen penting untuk menyoroti minimnya pasar tradisional di Indonesia yang memenuhi standar nasional. Dalam kunjungan tersebut, BHS memberikan apresiasi tinggi terhadap capaian Pasar Sukodono yang berhasil meraih sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI).
“Pasar ini bukan hanya satu-satunya di Sidoarjo, tapi juga satu-satunya di Jawa Timur yang sudah memenuhi standar SNI. Ini harus dipertahankan dan dijadikan contoh,” ujar politisi Partai Gerindra itu saat meninjau langsung kondisi pasar.
Menurut Bambang, dari sekitar 15.000 pasar tradisional yang tersebar di seluruh Indonesia, hanya sekitar 40 pasar yang telah tersertifikasi SNI. Hal ini menunjukkan masih lemahnya perhatian terhadap peningkatan kualitas dan tata kelola pasar rakyat.
“Pasar Sukodono merupakan anomali positif. Di saat banyak pasar masih bergelut dengan masalah sanitasi dan fasilitas yang buruk, pasar ini justru mampu melampaui standar yang ada,” kata BHS.
Namun demikian, ia mengingatkan agar capaian tersebut tidak membuat lengah. Ia menekankan pentingnya pengelolaan berkelanjutan agar status SNI tidak hanya menjadi simbol, melainkan terus diikuti dengan pelayanan dan fasilitas yang memadai.
“Jangan sampai status SNI ini hanya bertahan sebentar karena kurang perhatian. Pasar ini harus jadi inspirasi nasional,” tegasnya.
Sementara itu, Koordinator Pasar Sukodono dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Sidoarjo, Budi Pribadi, menyatakan kesiapan pihaknya untuk menjaga dan mempertahankan standar yang telah diraih.
“Kami berterima kasih atas apresiasi dan motivasi dari Pak Bambang. Ini menjadi dorongan besar bagi kami untuk terus menjaga kebersihan, keamanan, dan fasilitas pasar agar tetap memenuhi kriteria SNI,” ucap Budi.
Ia juga menambahkan bahwa Dinas Perdagangan berkomitmen menjadikan Pasar Sukodono sebagai model pengelolaan pasar rakyat yang modern dan layak bagi masyarakat.
“Kami ingin masyarakat tahu bahwa Sidoarjo punya pasar tradisional yang tak kalah dengan pusat perbelanjaan modern, baik dari sisi kenyamanan, kualitas layanan, maupun standar nasionalnya,” tutupnya.
Kunjungan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa peningkatan kualitas pasar tradisional bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah, tetapi juga membutuhkan dukungan dari pusat dan kesadaran kolektif untuk merevitalisasi sektor ekonomi rakyat.