Subang – Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Gerindra, Ir. H. Bambang Haryo Soekartono (BHS), mendesak percepatan pembangunan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Menurutnya, pelabuhan ini berperan vital sebagai solusi kepadatan yang kian mengkhawatirkan di Pelabuhan Tanjung Priok.

BHS menjelaskan, Tanjung Priok saat ini menangani hampir 7 juta TEUs, mendekati kapasitas maksimal 10 juta TEUs. Dengan pertumbuhan trafik kontainer 4–6 persen setiap tahun, dikhawatirkan terjadi kemacetan dan penumpukan kontainer dalam 10–15 tahun ke depan. “Satu-satunya solusi adalah percepatan pembangunan Pelabuhan Patimban sebagai pelabuhan penyangga. Ini yang diandalkan pemerintah,” tegasnya.

Meski berstatus Proyek Strategis Nasional (PSN), BHS menyoroti lambatnya realisasi pembangunan. Target tahap pertama mencapai 3,5 juta TEUs seharusnya sudah terealisasi pada 2023. Namun hingga 2025, fasilitas utama seperti container crane dan yard crane belum tersedia. Ia juga mengkritik belum adanya integrasi fungsional dengan kawasan industri Subang Smartpolitan, yang sangat penting untuk mendukung distribusi logistik dari kawasan industri di Karawang, Subang, dan sekitarnya.

“Saya harap sebelum kawasan industri Subang penuh, infrastruktur akses ke mancanegara dan domestik bisa segera terwujud,” ujar BHS.

Sementara itu, Kepala KSOP Kelas II Patimban Mohd Arief Agustian menjelaskan, saat ini tengah berlangsung pengembangan fase 1-2-1. “Jika selesai, kapasitas peti kemas naik menjadi 1,65 juta TEUs per tahun dan kapasitas kendaraan mencapai 600 ribu unit,” ungkapnya.

Saat ini, Pelabuhan Patimban baru memiliki kapasitas 250 ribu TEUs dan 200 ribu kendaraan. Dengan pengembangan ini, pelabuhan tersebut diharapkan menjadi motor pertumbuhan ekonomi baru bagi Jawa Barat dan Indonesia.