Jakarta – Ulama Nahdlatul Ulama Kultural dan Kyai-Habaib Jawa Timur, mengambil sikap atas tindakan represif yang dilakukan Aparat dalam menangani masa aksi di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu-RI) di Jalan MH Thamrin Jakpus.

Pasalnya, tindakan yang dilakukan aparat keamanan itu dinilai sporadis, lantaran 6 orang tewas terkena peluru dan 17 lainnya tercatat mengalami luka-luka.

KH Solachul Aam Wahib Wahab, koordinator Alim Ulama NU Kultural Jatim di Jakarta, Rabu (22/5) menyatakan bahwa pihaknya dengan tegas mengeluarkan fatwa mengenai tragedi di Gedung Bawaslu RI.

Dilanjutkan, Gus Aam sapaan akrabnya, masyarakat yang turun aksi itu yakni ingin mendapatkan keadilan dalam Pemilu 2019,hal ini juga sebagaimana disimpulkan oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi bahwa Pemilu 2019 tidak jujur.

Dikatakan Anak Mantan Menteri Agama RI ini, bahwa tragedi kemanusiaan pada proses Pemilu merupakan suatu bentuk zholim kepada umat. Untuk itu, kata dia, Ulama Jawa Timur meminta Polri agar bersikap sesuai tujuannya sebagai pengayom rakyat.

Dewan Pembina Badan Pemenangan Daerah (BPD) Prabowo-Sandi Jatim ini mengatakan, pihaknya meminta penyelenggara Pemilu 2019 untuk menanggapi laporan dugaan kecurangan Pemilu yang dilakukan Prabowo-Sandi ke Bawaslu RI.

“Ya, kami minta agar Penyelenggara bersikap Jujur dan Adil dalam menangani adanya pelanggaran Pemilu, kemudian Polri agar bersikap profesional dan proporsional lantaran itu adalah hak seluruh bangsa”Katanya.

Sebelumnya, aksi damai, pendukung Prabowo-Sandi di depan gedung Bawaslu RI Jalan MH Thamrin Jakpus, pecah pada Rabu dini hari (22/5).

Aksi itu, berakhir dramatis lantaran seluruh massa aksi dibubarkan paksa dengan gas air mata. Data dari RS Pelni Jakarta Pusat, menyebutkan 17 orang dirawat akibat mengalami luka-luka, dan 1 orang dinyatakan meninggal dunia.