Malaka, NTT, deliknews – Kepala Desa Fafoe mendukung program unggululan swasembada pangan yang dicanangkan oleh Bupati Malaka, dengan melakukan pembalikan tanah melainkan pengolahan lahan para petani secara gratis.

Pembalikan tanah atau pengolahan lahan gratis para petani, seluas 25 hektar are (ha) untuk persiapan musim tanam pertama (MT1) pada tahun 2025 mendatang.

Kepala desa Fafoe Rofinus Klau, mengatakan penerapan program unggulan swasembada pangan yang dicanangkan oleh Bapa Bupati itu, seshunggunya program yang sangat tepat dan sangat tersentuh dengan masyarakat petani umumnya yang diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang kita hingga saat ini, generasi ke generasi. Ungkap Kades Fafoe, dirung kerjanya, Rabu (3/7/2024)

” Tahun ini kita menganggarkan Dana desa untuk pengolahan lahan masyarakat melalui balik tanah gratis seluas 25 hektar are (ha) dan ditunjang dengan bibit unggul jagung bisi 18 pada musim tanam pertama (mt1).

Bulan depan kalau sudah masuk musim panas (kemerau) sudah mulai pembalikan lahan gratis untuk persiapan musim tanam pertama tahun 2025 mendatang,” sembari Finus.

Lanjut Kades Fafoe, bahwa setelah pengolahan lahan atau sudah dibalik tanah masyarakat tersebut, bukan dibiarkan begitu saja. Akan tetapi terus dikontrol melalui kepala Dusun atas lahan yang diolah itu, apakah pemilik lahan proaktif untuk merawat atau tidak.

“Jika tidak merawat lahan atau kebun yang sudah dibalik, maka diberikan sangsinya untuk mereka dikemudian hari tidak lagi dapat bantuan obat – obatan hama maupun Rundup.

Untuk pemblikan tanah gratis kepada masyarakat akan terus bekerlanjutan agar masyarakat petani lain yang tahun ini, belum sempat dibalik bisa mendapat bagian pada tahun depan, ” imbuhnya.

Pada kesempatan itu, Kepala desa Fafoe mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi kapada Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, SH. MH yang sangat peduli dan memperhatikan kesulitan masyarakat, maka jebolan tanggul juga sudah selesai dikerjakan.

” Jebolan tanggul kalau tidak diperbaikan, maka salah faktor utama penyebab rawan pangan. Kenapa dikatakan jebolan tanggul juga salah satu faktor utama? Karena lahan para petani sudah di olah, lalu saat musim hujan tentunya diareal Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Benenai, terjadi banjir. Sehingga terdampak pada hasil para petani seperti jagung pasti terendam air banjir hingga mati, maka terjadi gagal panen.

Oleh karena itu, saya selaku kepala desa dan masyarakat desa Fafoe mengucapkan terimakasih kepada Bapak Bupati Malaka, karena atas kepedulian terhadap masyarakatnya, maka jebolan tanggul sudah habis dikerjakan tahun ini sebelum musim hujan. Tutup Kades (Dami Atok)