Sidoarjo — Rencana pembangunan jalur Kereta Rel Listrik (KRL) Surabaya–Sidoarjo mendapat dukungan penuh dari Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, yang menilai proyek tersebut menjadi kebutuhan mendesak bagi masyarakat di kawasan metropolitan Gerbangkertosusila.

Menurut Bambang Haryo, keberadaan KRL seperti di wilayah Jabodetabek akan menjadi solusi atas meningkatnya mobilitas warga antara Surabaya dan Sidoarjo yang setiap hari padat penumpang.

“Kami semua, termasuk warga Sidoarjo dan Surabaya, menginginkan adanya KRL seperti di Jakarta. Saat ini di Surabaya–Sidoarjo masih terbatas, padahal permintaan penumpang terus meningkat,” ujarnya saat meninjau layanan kereta di Stasiun Sidoarjo, Selasa (28/10/2025).

Ia menjelaskan, pembangunan jalur ganda (double track) dan elektrifikasi menjadi langkah strategis untuk membuka era baru transportasi publik massal di Jawa Timur. Namun, ia juga mengingatkan perlunya kesiapan infrastruktur penunjang seperti flyover atau underpass di perlintasan sebidang yang kerap menyebabkan kemacetan.

“Kalau jalur ganda ini terealisasi, maka lalu lintas darat tidak terganggu buka-tutup palang. Ini harus disiapkan sejak dini oleh Pemkab Sidoarjo dan Pemkot Surabaya,” tegasnya.

Bambang Haryo juga menyoroti tingginya tingkat keterisian penumpang di lintasan Surabaya–Blitar yang saat ini dilayani kereta Doho dan Penataran. Kondisi ini, katanya, menjadi bukti bahwa kapasitas layanan kereta di Jawa Timur sudah tak lagi memadai.

“Hari biasa saja sudah overload, banyak penumpang berdiri. Harusnya ada minimal 10 perjalanan PP per hari. Dulu zaman Belanda bisa 25 kali PP, masa sekarang justru menurun,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Executive Vice President PT KAI Daop 8 Surabaya, Wisnu Pramudyo, membenarkan bahwa proyek elektrifikasi dan jalur ganda Surabaya–Sidoarjo memang sudah termasuk dalam program prioritas pemerintah.

“Proyek ini bagian dari program Mass Rapid Rail Line (MRRL) yang digagas Pemprov Jawa Timur dengan dukungan pinjaman luar negeri dari Jerman. Saat ini masih dalam tahap awal dan ditargetkan mulai pembangunan pada 2026–2027,” jelas Wisnu.

Ia menambahkan, kehadiran KRL dan jalur ganda akan memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kapasitas angkut penumpang serta mempercepat konektivitas antarwilayah di Jawa Timur.

“Kami sangat mendukung dorongan Pak Bambang Haryo. Kapasitas angkut memang menjadi kunci utama untuk melayani masyarakat secara lebih optimal,” tandasnya.

Pemerintah dan DPR diharapkan dapat mempercepat proses perencanaan dan penganggaran agar proyek KRL Surabaya–Sidoarjo segera terealisasi, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap transportasi publik yang efisien dan ramah lingkungan.