Pemerintah Antisipasi Dampak Negatif Konflik Ukraina-Rusia

- Pewarta

Rabu, 2 Maret 2022 - 18:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah Antisipasi Dampak Negatif Konflik Ukraina-Rusia

Oleh : Ahmad Subur

Perang yang dikobarkan oleh Rusia di Ukraina berpengaruh negatif terhadap perekonomian global, termasuk harga minyak dunia. Pemerintah Indonesia terus mewaspadai dampak negatif peristiwa tersebut agar tidak berimbas langsung kepada kondisi di dalam negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Masyarakat sedunia sedang didera berbagai masalah. Pandemi belum usai dan virus covid-19 belum pergi, tetapi malah ada peperangan di Ukraina yang disebabkan oleh invasi Rusia.

Konflik ini tidak hanya berpengaruh ke warga di sana tetapi juga di seluruh dunia, termasuk Indonesia, karena menaikkan harga minyak dunia.

Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama, Kementerian ESDM menyatakan bahwa harga minyak Brent sudah menembus lebih dari 100 dollar Amerika per barrel, padahal prediksi APBN hanya berkisar 60-an dollar saja. Kenaikan secara drastis ini takut akan berpengaruh buruk terhadap Indonesia.

Hal ini tentu memusingkan karena otomatis juga menaikkan harga minyak di Indonesia, sehingga kemungkinan harga bensin akan naik juga.

Setelah sebelumnya Shell menyesuaikan harga bahan bakar produksinya menjadi 13.500 per liter. Namun belum diketahui berapa nanti harga fix premium, pertalite, pertamax, solar, dll.

Ketika ada kenaikan harga maka ini adalah sebuah dampak negatif dari perang, karena Rusia adalah produsen minyak nomor dua sedunia.

Sedangkan ketika mereka melakukan invasi, maka akan fokus perang dan perdagangan minyak sedikit terabaikan, sehingga harga minyak bisa gonjang-ganjing.

Pemerintah berusaha keras untuk mengatasi dampak konflik antara Rusia dan Ukraina, tujuannya agar harga minyak internasional kembali stabil. Pasalnya, jika harga minyak dunia naik satu dollar saja, maka subsidi yang ditanggung banyak sekali, mencapai triliunan rupiah.
Apalagi kenaikan harga minyak dunia sampai ratusan barel berpengaruh juga terhadap harga gas (elpiji) dan listrik. Penyebabnya karena minyak masih menjadi bahan bakar industri tersebut. Sehingga diprediksi tarif dasar listrik dan harga elpiji juga terpaksa dinaikkan.
Pemerintah mengantisipasi dampak konflik Ukraina dan Rusia dengan melobi PBB agar mereka mau terjun langsung untuk menghentikan peperangan ini. Pasalnya, jika tidak dicegah, bisa memicu perang dunia ketiga. Padahal seluruh dunia masih berjuang mengatasi Corona, masih ditambah lagi beban world war.
Selain itu, untuk mengatasi dampak kenaikan minyak di Indonesia, maka akan ada himbauan. Masyarakat tidak boleh memakai elpiji kemasan 3 kg (gas melon) karena itu hanya untuk kalangan yang tidak mampu, karena mendapatkan subsidi pemerintah. Sedangkan kelompok menengah dan ke atas harus tahu diri dan memakai gas 12 kg alias yang warna biru, karena mereka terbukti mampu membayar.
Langkah untuk mengatasi dampak kenaikan minyak yang selanjutnya adalah dengan konversi energi. Jika yang banyak adalah kendaraan dengan bahan bakar BBM maka diganti dengan yang menggunakan tenaga listrik. Memang sudah ada kendaraan umum yang memakainya dan diharap akan lebih banyak, tujuannya untuk mengurangi ketergantungan minyak.
Pemerintah berusaha keras untuk mengatasi dampak konflik antara Rusia dan Ukraina, karena jika terjadi perang akan melonjakkan harga minyak dunia. Jika ini yang terjadi maka takut akan mengakibatkan inflasi. Sehingga Rusia maupun Ukraina perlu dilobi agar menghentikan peperangan.
Konflik selalu membawa kesengsaraan, termasuk perang yang terjadi di Ukraina akibat kekejian pihak Rusia. Ketika ada perang maka harga minyak dunia naik banyak sekali. Pemerintah bergerak cepat untuk mengatasinya, agar masyarakat tidak terlalu merasakan akibat negatif dari peperangan ini.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar pers dan Mahasiswa Cikini

Berita Terkait

Jet Pribadi Jatuh di Jalan Tol Malaysia, 10 Orang Tewas
Ketua BPK Tekankan Pentingnya Revolusioner untuk Capai SDGs 2030
Sebut 1 Juta Orang Asia Diperbudak VOC, PM Belanda Minta Maaf
Foto : Tragedi Longsor Batangkali Malaysia
Longsor di Dataran Tinggi Malaysia, 21 Orang Tewas
Indonesia Tuan Rumah KTT G20 Tidak Memihak Siapapun
Presiden Jokowi Upayakan Kehadiran Ukraina dan Rusia dalam KTT G20
Side Event KTT G20 Titik Awal Pulihnya Ekonomi Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 3 Oktober 2023 - 22:40 WIB

KPK Geledah Rumdis Mentan Buat Gempar, Kini Ditantang Usut Temuan Perjadin Kemendikbud Rp20 Miliar

Senin, 2 Oktober 2023 - 10:12 WIB

BPK Ungkap Indikasi Kerugian Fantastis dalam Pengadaan Minyak Mentah dan Produksi Kilang, Dirut Pertamina Bungkam

Minggu, 1 Oktober 2023 - 23:49 WIB

BPK Temukan Beragam Masalah Kemendikbud Era Anies Baswedan

Minggu, 1 Oktober 2023 - 11:03 WIB

BPK Temukan Kemenkeu Telat Terbitkan Surat Tagihan Pajak Puluhan Triliun, Ini Akibatnya

Sabtu, 30 September 2023 - 20:57 WIB

Temuan E-Purchasing Kementerian Pertanian Capai Angka Rp1,3 Triliun, Ada Indikasi Pemahalan Belanja

Jumat, 29 September 2023 - 15:35 WIB

Terungkap Dugaan Proses Terbalik Proyek BTS 4G Bakti Kominfo, Survei Lokasi Dilakukan Setelah Kontrak

Kamis, 28 September 2023 - 08:42 WIB

Ternyata Sejak Awal Proyek BTS 4G Bakti Kominfo Terindikasi Praktik Bisnis Tidak Sehat Pengadaan Jasa Konsultan

Rabu, 27 September 2023 - 18:38 WIB

Rincian Biaya Proyek BTS 4G yang Ditangani Kejagung

Berita Terbaru