Jakarta – Jepang secara teknis kini telah menjadi negara kelima di dunia yang mampu mendaratkan pesawat antariksanya ke permukaan Bulan, setelah Uni Soviet, Amerika Serikat, Tiongkok, dan India. Namun sayangnya, wahana antariksa tanpa awak yang disebut Moon Sniper itu kehabisan cadangan dayanya setelah mencapai Bulan.
Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) mengatakan, masalah dengan pasokan listrik bisa membahayakan misi tersebut. Moon Sniper mendarat di permukaan bulan sekitar pukul 00.20 waktu Jepang pada Sabtu (20/1/2024).
Pesawat antariksa itu mendarat di dekat kawah kecil Shioli di selatan Laut Ketenangan, tempat di mana Apollo 11 milik NASA melakukan pendaratan bersejarah di bulan pada 1969.
Selama siaran langsung, pejabat misi Smart Lander for Investigating Moon (SLIM) awalnya mengatakan bahwa mereka sedang berupaya untuk mengetahui kondisi pesawat dan statusnya yang tidak diketahui. Mereka kemudian mengonfirmasi pendaratan di Bulan tersebut pada konferensi Sabtu dini hari, tetapi mengatakan bahwa perangkat sel surya di wahana itu tidak menghasilkan listrik, dan misi tersebut mungkin berakhir sebelum waktunya.
Masih belum jelas mengapa situasi itu bisa terjadi. Para pejabat JAXA mengonfirmasi bahwa untuk menghemat masa pakai baterai, timnya mematikan elemen pemanas pesawat ruang angkasa.
Ada kemungkinan Moon Sniper mendarat pada sudut yang tidak tepat sehingga tidak dapat menghasilkan energi matahari. JAXA masih menyelidiki penyebab pastinya.
Jepang sebelumnya telah berupaya meluncurkan pesawat antariksa untuk misi pendaratan di Bulan. Pada April 2023 lalu, wahana antariksa Hakuto-R Jepang jatuh ke bulan saat melakukan upaya pendaratan.
Tinggalkan Balasan