Trenggalek – Upaya Pemerintah melalui Kementrian Pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani yang berorientasi pengembangan produktivitas pertanian hulu sampai hilir, salah satunya sedang di bangunya Taman Technologi Pertanian ( TTP ) di desa Dompyong Kecamatan Bendungan Kabupaten Trenggalek.
TTP Dilem wilis namanya, ini mempuyai lahan seluas 20 hektar merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat, sebagai basis pusat penerapan teknologi di bidang pertanian, seperti perkebunan dan peternakan mulai dari sub sistem hulu sampai hilir.
“ kawasan ini di bangun seluas 20 ha dari 200 ha milik UPTD Taman Sains Dan Teknologi Pertanian Trenggalek yang di kelola, yang mana sebelumya tanah milik perkebunan “, tutur Imam Nurhadi Kasubag Perencanaan Dan Evaluasi Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kabupaten Trenggalek, saat di temui deliknews di kantornya Kamis (6/9/18).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adanya TTP ini secara umum sama-sama dirancang untuk menjadi model kawasan mandiri dan terintegrasi, selain itu juga ditargetkan bisa menjadi lokasi objek wisata baru, sehingga diharapkan ke depan bisa mandiri serta dapat mengeksplorasi potensi yang ada di sekitar kawasan untuk mendukung perekonomian.
Di tambah lagi, untuk memaksimalkan sinergi antara produksi pertanian dan meningkatkan kunjungan wisatawan. Mulanya dikembangkan pertanian kopi dan jeruk serta peternakan sapi menjadi cikal bakal destinasi wisata agro yang berada kususnya di Kecamatan Bendungan ini.


“ karena saat ini sudah ada embrionya, langkah awal kita pada sektor pertenakan adalah pengembangan sapi perah dan sektor perkebunan adalah kopi dan jeruk dari bantuan Pemerintah Pusat. Sedangkan hasil dari pengolahan itu sementara masih digunakan untuk biaya H.O.K pekerja lepas sebagai penunjang kegiatan pengembangan, yang dikelola oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ( BPTP ) Jawa Timur “, terang Imam.
Dia memerinci, nantinya peternakan sapi akan diambil kotorannya untuk menjadi pupuk pada pertanian kopi dan jeruk. Kemudian, dari unsur pariwisata, wisatawan akan dilibatkan langsung pada aktivitas petik buah. Selain itu, dibuatkan juga jalur trekking hingga pengalaman memetik hasil pertanian. “Nantinya, teknologi yang diterapkan masih dipikirkan karena ini masih tahap perencanaan,” tegasnya.
Perlu diketahui, harapan ke depan dibangunnya TTP ini sebuah konsep yang berlatar pertanian untuk pengembangan kawasan secara holistik dan terpadu antara unsur pendidikan, pusat pembelajaran, bisnis pertanian serta wisata agro.
” Yang perlu ditambahkan nantinya TTP diharapkan menjadi inti plasma dari perkebunan kopi di bendungan…. yang bisa membina masyarakat tentang budidaya kopi yang benar dan membudidayakan petik merah sehingga mempunyai hasil dan mutu kopi yang bagus serta diharapkan bisa menampung produksi masyarakat dengan harga yang lebih baik dan bisa memasarkan produk kopi trenggalek..” tutupnya