Ternate – Ketua DPW Partai Nasdem Maluku Utara Achmad Hatari sedang menjadi buah bibir warga daerah itu. Ini karena, sebuah pesan di group whatsapp, Hatari melabrak seorang perempuan yang merupakan anggota DPRD Kota Ternate, Nurlaela Syarif.

Dalam pernyataanya di sebuah group itu, Hatari yang merupakan Anggota DPR-RI Dapil Malut ini, berapi-api dan secara terang-terangan menyebut Nurlaela tidak layak sebagai seorang kader Partai Nasdem. Pernyataan Hatari ini kemudian viral di linimasa sosial media, bahkan media lokal ikut memberitakan ikhwal kemarahan Hatari pada seorang perempuan ini.

Hatari memang kerap membuat konflik, bahkan di tanah kelahirannya sendiri Hatari pernah hampir di hajar warga lantaran tersinggung dengan pernyataannya. Pembagian 1.500 sembako yang berpusat di Masjid Agung Nurul Yaqin Gurobati pun berakhir kisruh.

Ini setelah Hatari mempermasalahkan tanah wakaf pembangunan Masjid yang dimanfaatkan sebagai jalan warga dalam waktu sementara untuk kepentingan pengangkutan ikan. Namun itu, di persoalkan Hatari, Warga kemudian berbondong-bondong mengembalikan sembako dan bantuan yang diberikan Hatari. Sebagaimana diberitakan media lokal, peristiwa itu terjadi pada 24 April 2021.

Foto : Istimewa

Jauh sebelum itu, Hatari yang sebagai Caleg DPR RI dari Partai Nasdem, memberikan sambutan kepada jamaah masjid Nur Bahar Tidore , dalam sambutannya Ahmad Hatari menyampaikan kekecewaannya atas perolehan suaranya yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, kemudian ia mengungkit kembali batuannya untuk Masjid berupa karpet dan jam dinding.

Mendengar pernyataan Ahmad Hatari, jamaah Masjid marah sehingga Ahmad Hatari langsung keluar dari Masjid. Warga yang marah kemudian mengeluarkan seluruh bantuan dari dalam Masjid.

Siapa sebenarnya Hatari? Dilansir dari laman resmi DPR-RI, ternyata Achmad Hatari merupakan putra Tidore, dia dilahirkan di Gurabati 2 Januari 1955. Hatari kecil di besarkan di kawasan perkampungan kecil Gurobati. Dia mengawali sekolah di SDN Gurobati Tahun: 1960 – 1966 SMP-SMA di Soa Sio Tidore, lalu Hijrah ke Papua.

Di Papua, Hatari mengenyam pendidikan tinggi di Univ. Cendrawasih jurusan ekonomi dan lulus pada tahun 1985, lalu melanjutkan ke UGM mengambil jurusan kosentrasi Ekonomi Pembangunan, lulusan tahun 2000, kemudian Hatari mengambil kosentrasi Ilmu Politik dan Pemerintahan di Unpad, lulus pada 2005.