Sidoarjo – Politisi Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono kembali memberikan perhatiannya kepada para petani di Sidoarjo. Kali ini, giliran Petani di Kecamatan Wonoayu yang didatangi pemilik sapaan akrab BHS.
Dalam kedatangannya, BHS mendengar sejumlah keluhan dari petani, mulai dari wacana pemangkasan pupuk bersubsidi, minim anggaran pertanian dari pemerintah daerah, hingga permintaan subsidi produksi gabah.
Koordinator Petani Kecamatan Wonoayu, Zainuddin Ilyas berharap pemerintah memperhatikan kesulitan petani terkait ketersediaan pupuk. Apalagi, terkait rumor wacana pemangkasan pupuk bersubsidi.
“Selain sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi, para petani berharap agar tata kelola distribusi pupuk bersubsidi dibenahi,” kata Zainuddin usai acara, Rabu (1/11).
Ia berharap, wacana pengurangan pupuk bersubsidi tidak dilakukan. Mengingat sektor pertanian saat ini terbilang lesuh akibat ekspor beras besar-besaran oleh pemerintah dengan inflasi beras yang belum teratasi.
Menanggapi hal itu, Bambang Haryo Soekartono menegaskan jika wacana pemerintah mengurangi kuota pupuk bersubsidi dipastikan tidak benar. Ia meyakini hal tersebut usai menghubungi pihak kementrian pertanian dalam menampung keluhan para petani.
“Terkait wacana itu saya pastikan tidak akan diberlakukan. Tadi saya langsung menghubungi pak Dirjen dan beliau mengatakan tidak ada pengurangan pupuk subsidi,” tegas Bambang Haryo.
Bambang Haryo berharap produksi pertanian di Sidoarjo semakin meningkat dengan dibarengi progam pemerintah yang tersalurkan dengan baik. Namun ia juga berpesan kepada pemerintah itu lebih perhatian, khususnya terkait pupuk yang menyangkut dengan produktivitas petani.
Ia juga merespon usulan salah satu petani yang meminta Pemerintahan memberikan subsidi produk atas harga gabah kering di tingkat produsen. Menurutnya hal itu bernilai positif dan masih perlu dikaji terlebih dahulu.
“Saya pikir usulan itu tadi bisa saja dipertimbangkan dengan catatan, tidak ada lagi penyimpangan dan penyelewengan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab,” imbuhnya.
Bambang meyakini di bawah Menteri Pertanian Amran yang baru saja dilantik. Pemerintah dapat lebih maksimal dalam mengontrol sektor pertanian mulai dari bantuan hingga kesejahteraan petani sendiri.
Sementara itu, Tokoh Tani Kecamatan Wonoayu Ir. H Supriadi membenarkan penyimpangan distribusi pupuk di lapangan memang masih terjadi, hanya saja jumlahnya kecil. Meskipun demikian, penyimpangan tetap harus diatasi, sehingga tujuan subsidi untuk membantu petani tercapai.
“Ya kita sama-sama tahu, bahwa penyimpangan anggaran bantuan itu masih ada meski skala nya kecil. Hal ini tentu menjadi perhatian bersama untuk menuju kesejahteraan petani,” tutur Supri.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti minimnya anggaran pertanian yang diberikan oleh pemerintah daerah. Jika dibandingkan dengan tetang sebelah dengan luas lahan pertanian yang lebih sedikit dari Sidoarjo, namun anggaran yang diberikan lebih besar.
“Rata-rata yang menjadi problem utama para petani adalah pupuk. Nah pupuk bersubsidi ini kan tergantung dari alokasi yang diajukan tiap pemerintah daerah. Inilah yang menjadi perhatian kita, kenapa tetangga sebelah bisa lebih besar sedang kita malah kekurangan,” ujarnya.
Terlepas dari hal itu, sebagai langkah antisipatif dari minimnya pupuk bersubsidi. Ke depan pihaknya juga akan mengajari petani dalam pembuatan bioska. Dimana bahannya itu berasal dari rumput-rumput yang sehat minimal 5 jenis di sekitar sawah tersebut.
Tinggalkan Balasan