Jangan salah penanganan, berikut beda nyeri dada karena GERD ( gastroesophageal reflux disease ) dan Sakit Jantung. Perbedaan nyeri dada asam lambung dan jantung karena GERD dengan Sakit Jantung disampaikan dokter spesialis penyakit dalam dr Gerald Toreh Sp.PD., dari Siloam Hospitals Agora, di acara bincang sehat pada aplikasi live di Instagram.

Gerald Toreh mengatakan, nyeri dada GERD biasanya disertai sensasi terbakar (heartburn) juga terasa lebih sakit ketika menarik napas. Berbeda dengan nyeri dada yang merupakan gejala serangan jantung, yaitu akan terasa seperti remasan, cubitan akan ada seperti tekanan (beban) yang sangat kuat.

Dan dari banyak jenis penyakit jantung yang mempunyai gejala menyerupai gerd adalah Penyakit Jantung Koroner (pjk) yang dapat diartikan penyempitan (hambat) pembuluh darah arteri jantung yang dimana pembuluh darah tersebut berfungsi sebagai penyuplai nutrisi dan oksigen.

Adapun gejala nyeri dada akibat serangan jantung biasanya membuat pengidapnya merasa dadanya sedang tertindih beban yang berat, diremas, dan sangat tidak nyaman.

  1. Penanganan

Penyakit GERD yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang lebih serius, seperti radang kerongkongan jangka panjang (esophagitis), penyempitan esofagus. Pada jangka panjang, Gerd dapat menyebabkan kanker.

Sementara itu, serangan jantung adalah kondisi darurat medis yang harus segera mendapatkan pertolongan. Jadi, jika mengalami nyeri dada atau gejala lainnya, segera cari bantuan medis, agar tidak mengancam nyawa pengidapnya.

  1. Beda Nyeri Dada GERD dan Sakit Jantung
  • Nyeri dada akibat GERD biasanya semakin parah setelah makan, membungkuk, berbaring, atau mengubah posisi yang dapat membuat asam lambung semakin naik. Sementara nyeri dada akibat serangan jantung tidak demikian.
  • Nyeri dada akibat GERD bisa diatasi dengan minum obat yang dapat menurunkan asam lambung, sedangkan nyeri dada akibat serangan jantung tidak dapat meresa saat minum obat pereda asam lambung.
  • Nyeri dada akibat GERD bisa disertai dengan gejala perut kembung, sedangkan nyeri dada akibat serangan jantung tidak disertai dengan gejala ini.
  1. Dampak Berbahaya Gerd
  • Rusak Gigi

Asam lambung atau cairan lambung yang naik ke kerongkongan dan mulut dapat mengikis email gigi (lapisan terluar gigi).

Akibatnya, gigi pun menjadi rusak. Tanpa pemeriksaan gigi rutin, biasanya orang tidak menyadari bahwa giginya rusak sampai kerusakaan yang terjadi sudah parah.

  • Masalah pernapasan

Asam lambung juga bisa memperparah penyakit asma atau pneumonia hingga menyebabkan sesak napas. Hal ini bisa terjadi bila asam lambung yang naik ke kerongkongan secara tidak sengaja masuk ke tenggorokan saat bernapas, dan masuk hingga ke paru-paru.

  • Radang pada kerongkongan

Asam lambung yang naik kembali ke kerongkongan (GERD) bisa menyebabkan iritasi pada dinding-dinding kerongkongan. Iritasi ini kemudian memicu terjadinya peradangan pada kerongkongan atau yang biasa disebut esofagitis.

  • Esofagus Barret

Jika tidak diobati selama bertahun-tahun, asam lambung yang terus naik ke kerongkongan berpotensi menyebabkan esofagus Barret. Bahaya asam lambung yang satu ini merupakan komplikasi serius dari penyakit GERD.

Penyakit ini tidak memiliki gejala khusus, dan gejala yang muncul biasanya berhubungan atau mirip dengan GERD. Bahaya utama dari esofagus Barrett adalah terjadinya kanker esofagus.

  1. Penanganan Asam Lambung atau Gerd

Ubah perilaku gaya hidup seperti mengontrol makan, tidak langsung berbaring setelah makan, tidak minum alkohol dan merokok menjadi upaya mencegah munculnya asam lambung naik. Serta lakukan pengobatan menggunakan obat medis atau obat alami guna meredakan asam lambung di saat naik.