Palembang – Anggota komisi VII DPR-RI Bambang Haryo Soekartono melakukan kunjungan ke Palembang, Minggu (1/12). Dalam kunjungannya, ia melihat langsung pergerakan orang menggunakan LRT yang membentang dari Bandara SIM II sampai Jakabaring sepanjang 23 km.

Pemilik sapaan akrab BHS ini menilai, jumlah penumpang LRT Palembang masih perlu ditingkatkan lagi, sebab pendapatan LRT masih belum bisa menutupi beban operasional yang besar.

“Dengan pendapatan Rp 5 miliar per bulan yang tidak mencukupi beban operasional Rp 9 miliar, LRT hingga kini masih menggunakan subsidi APBN untuk operasional sehari-hari” Kata BHS.

Ia berharap Pemerintah Daerah Sumsel dapat memberikan sosialisasi yang tepat, agar masyarakat membudayakan naik LRT.

“Tentu ini masih perlu ditingkatkan setidaknya 2 kali lipat dengan cara pemerintah provinsi dan pemerintah kota mendorong masyarakat menggunakan LRT,” kata BHS usai meninjau LRT Palembang, Minggu, 1 Desember 2024.

Dorongan pemerintah daerah untuk penggunaan moda transportasi LRT ini diharapkan setidaknya dapat mengurangi kerugian dari beban subsidi yang saat ini ditanggung APBN untuk operasional LRT.

“Untuk menutupi minus tersebut, salah satunya dengan Pemda Sumsel baik Pemprov Sumsel maupun Pemkot Palembang untuk mendorong masyarakat menggunakan LRT, dari pada subsidi ditanggung Pemprov atau Pemkot,” jelasnya.

Melihat dari awal pembangunannya, LRT punya utang yang harus dikembalikan dari pembiayaan pembangunan Rp 11 triliun dengan bunga 4 persen atau sekitar Rp 400 miliar dalam setahun untuk bunganya saja. Selain bunga juga investasinya harus dikembalikan sekitar Rp500 miliar.

“Artinya pemerintah daerah harus punya rasa tanggungjawab tinggi agar bagaimana LRT ini bisa jadi transportasi umum utama dan diminati masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, Bambang meminta pihak Balai Perkeretaapian untuk segera menyelesaikan kajian soal kebisingan laju LRT terutama saat berbelok yang banyak dikomplain oleh penumpang LRT.

“Sampai saat ini belum ada solusi untuk tingkat kebisingan apakah mengganggu tingkat kebisingan pendengaran manusia, saya minta segera untuk dilakukan perbaikan sehingga tidak mengganggu kenyamanan penumpang,” jelasnya.

Tak hanya itu, BHS juga menyoroti soal kasus korupsi proyek LRT Palembang yang merugikan negara Rp1,3 triliun agar diproses sampai ke akar-akarnya.

“Semoga proses hukum dapat berjalan dengan baik dan memberikan efek jera,” katanya.
Sebagai informasi, masyarakat cukup membayar tiket LRT Palembang dari dan atau ke Bandara SMB II Rp10.000 dan tiket antar stasiun cukup bayar Rp5.000 saja.

Perjalanan LRT Palembang pada stasiun DJKA dimulai sejak pukul 05.06 WIB dan berakhir pada pukul 19.01 WIB. Sementara untuk yang dari Bandara berangkat sejak pukul 06.00 WIB dan berakhir pada pukul 19.55 WIB.