Denpasar – Perusahan travel agent cukup ternama di Bali diduga banyak mempekerjakan tenaga warga negara asing (WNA) tidak mengantongi izin.
Padahal, perusahan jasa pariwisata ini dikabarkan sudah berjalan lebih dari 20 tahun dan memiliki berapa cabang di pulau dewata.
“Perusahannya sudah lama, berjalan sekitar tahun 1998. Awalnya kerjasama dengan orang Bali. Semenjak meninggal, kayaknya bosnya sepenuhnya orang Jepang,” ucap sumber yang tidak ingin namanya disebutkan, Selasa (14/5)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Warga asing bekerja pada perusahaan ini dikatakan didominasi warga negara Jepang dan beberapa dari negara Turki.
Informasi dapat digali, banyak WNA tersebut diduga tidak mengantongi visa tinggal terbatas (VITAS) dan tinggal dalam mes disediakan pihak perusahaan.
“Mereka tinggal dalam mes di kawasan Sanur. Banyak dari mereka tidak punya izin kerja dan sembunyi-sembunyi,” terang sumber.
Modus dilakukan pekerja asing ini diungkap dengan berpura-pura sebagi turis yang hanya mengantongi visa kunjungan selama 60 hari. Selanjutnya mereka perpanjang lagi setiap 2 bulan sampai batas ketentuan berlaku.
Jika keadaan terdesak, dikatakan baru mereka mengurus izin dengan menyogok calo diduga dari pihak imigrasi inisial NW untuk memoeroleh kartu izin tinggal sementara dan visa kunjungan terbatas. Proses ini disinyalir tidak melalui mekanisme, dimana terlebih dahulu harus melapor ke aparatur desa atau ke aparat kepolisian.
“Biaya pengurusan ijin berpariasi, tergantung cara mendekati calo dan pihak imigrasi. Kalau tidak salah mencapai Rp 5 juta setiap orangnya,” bebernya.
Ditemui wartawan pada kantor imigrasi kelas I Denpasar untuk diminta kelarifikasi terkait rumor tersebut, pihak oknum inisial NW menghindar. Padahal sebelumnya sudah berjanji menemui awak media.
Sisi lain, perusahaan travel yang diperadugakan juga terkesan tertutup, penjaga mengatakan manager tidak ada di tempat serta jarang di kantor.
Keterangan didapat dari penjaga atau security, bahwa perusahaan ini mempekerjakan karyawan hampir mencapai 400 orang dan sebagian merupakan guide. Pihaknya membenarkan jika dalam perusahaan ada pekerja orang asing namun lebih jauh dia enggan berkomentar.
Sampai berita ini diturunkan pihak perwakilan perusahaan dan oknum dari imigrasi belum bisa memberikan klarifikasi.