Malaka, NTT, deliknews – Penyelidikan dan penyidikan kasus korupsi pengadaan benih bawang merah di Kabupaten Malaka tahun 2018 kurang lebih senilai Rp 9, 8 miliar berjalan hingga saat ini. Aliansi Rakyat Anti Korupsi Indonesia (ARAKSI) NTT mengingatkan kasus yang merugikan keuangan negara kurang lebih sebesar Rp 3, 9 miliar itu tidak ada kaitan dengan politik.
“Tidak ada kaitan dengan politik di Malaka. Akan tetapi kaitan dengan keadilan dalam penegakan hukum. Posisi ARAKSI terus mengawal kasus bawang merah sebagai tanggung jawab sejak tahun 2018 hingga saat ini,” kata Ketua ARAKSI NTT, Alfred Baun, SH sebagaimana yang dilansir mediasuararakyatindonesia.com, Selasa (9/7/24).
Ditegaskan, ARAKSI tidak berada pada posisi kepentingan politik. Akan tetapi, terus mengawal kasus ini agar bisa terungkap hingga aktor intelektualnya. Ibarat sebuah pohon, jangan sebatas memetik daunnya melainkan juga mencabut akar dan menebang pohonnya.
Kasus ini pun mendapat perhatian Koalisi Masyarakat Anti Korupsi (KOMPAK) Indonesia. KOMPAK mendesak KPK bisa menangkap aktor inteletualnya. “Kalau perlu aksi besar-besaran di KPK RI,” kata Gabriel Goa, Ketua KOMPAK Indonesia, pekan lalu. (tim)
Tinggalkan Balasan