Surabaya – Bambang Haryo Soekartono, anggota DPR-RI dari daerah pemilihan Surabaya-Sidoarjo, Sabtu malam (23/2) mendatangi kawasan putat jaya, kecamatan Sawahan Surabaya.

Kedatangan anggota Fraksi Gerindra ini, disambut hangat ratusan warga RW 14 dan RW 15 kelurahan Putat Jaya.

Kawasan Putat Jaya, notabene merupakan kantong suara PDI Perjuangan, bahkan tempat yang didatangi Bambang itu, baru saja dilawat Puti Guntur Soekarno dan Ketua DPC PDI Perjuangan Wisnu Sakti Buana.

Kendati demikian, tak membuat Bambang Haryo gentar, Bambang dalam pemaparannya tampak membuka sejumlah masalah yang kini sedang menimpa Pemerintahan Jokowi.

Sejumlah masalah itu diantaranya, infrastruktur yang menurut Bambang, infrastruktur era Pemerintah Joko Widodo tampak asal-asalan.

Caleg DPR-RI Surabaya-Sidoarjo ini, juga menyinggung mengenai dana Haji yang dipakai untuk membangun infrastruktur, sebagaimana laporan dalam pemberitaan yang dikutipnya.

Dana haji yang dikelola BPKH per Desember 2017 sebesar Rp 95,5 triliun tersebar di perbankam syariah dan sukuk negara.

Secara rinci, sebesar Rp 65 triliun tersimpan dalam bentuk deposito di sejumlah bank syariah dan sisanya Rp 30,5 triliun diinvestasikan dalam sukuk negara. “Ini dipakai bangun infrastruktur”Edyan, kata Bambang.

“Jadi pemerintah sekarang ini, lagi mikirin hutang” Ada yang tau hutang negara ini? tanya Bambang.

Salah satu warga akhirnya spontan menjawab sekitar Rp10.000 Triliun lebih, Bambang lalu mengamini warga tersebut.

Kemudian, salah satu staf Bambang membaca kutipan berita yang menyatakan bahwa hutang tertinggi Negara ini ternyata bersumber dari BUMN.

Sebagaimana laporannya, hutang BUMN mencapai Rp5.271 Triliun lalu ditambah dengan hutang Pemerintah sebesar Rp4.500 Triliun. Bambang merasa heran, pemerintah yang 4 tahun berjalan mengumpulkan nilai hutang hingga berlipat-lipat.