Surabaya – Presiden Joko widodo menggembar-nggemborkan soal proyek jalan tol yang telah dikerjakan selama 4 tahun pemerintahannya.

Salah satu ruas jalan tol yang dipamerkan Jokowi yakni tol trans Sumatera sepanjang 2.000 km.

Tol tersebut, menghubungkan Bakauhuni Lampung hingga ke Banda Aceh.

Menurut Jokowi seperti dikutip dari akun instagram @jokowi ruas jalan tol tersebut dibangun untuk menurunkan biaya logistik nasional.

Padahal Jokowi tidak sadar, jika jalan tol yang dibangun itu berisiko tinggi, karena rawan kecelakaan.

Seperti dikemukakan Anggota komisi V DPR-RI,  Ir.Bambang Haryo Soekartono, bahwa penggunaan rigid pavement pada ruas jalan tol sangat berbahaya.

Menurut Bambang, hanya Indonesia saja yang gunakan rigid, di negara lain tidak ada yang gunakan itu. Kata Bambang, menunjukkan data tol dari berbagai Negara.

“Rigid pavement ini, tidak bisa dipakai dalam kecepatan tinggi, rigid itu kan keras, kaku, jika salah satu blok rigid ini alami ketinggian maka bisa kena permukaan ban dan sobek, ini berbahaya” Kata anggota Fraksi Gerindra, Kamis (28/2) di Surabaya.

Dikatakan dia, berdasarkan data korlantas Polri pada 2017 ada sekitar 65 kecelakaan yang terjadi di jalan tol dan 90% pecah ban. Terangnya.

Untuk itu, kata caleg DPR-RI dapil surabaya-Sidoarjo ini, jalan tol yang dibangun itu seperti mesin pembunuh bayaran. Ucapnya.

Sekedar informasi, pembangunan jalan tol Sumatera menghabiskan anggaran sebesar Rp205 Triliun, Hutama Karya  sebagai pelaksan proyek telah kehabisan anggaran di tahun 2018.

Untuk anggaran 2019, Hutama meminta Penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp12,5 triliun, anggaran PMN ini telah dua kali diminta oleh Hutama Karya untuk menyelesaikan proyek tol di akhir 2019.