Yogyakarta – Meski disebut kementerian perhubungan Bandara Kulon Progo tahan Gempa dan Tsunami, namun peneliti Tsunami Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko menyatakan bandara itu berpotensi terancam tsunami setinggi 10-15 meter di bibir pantai.
Bandara yang menelan biaya Rp9,3 Triliun itu, berdekatan dengan tumbukan dua lempeng besar (Megathrust) di selatan Jawa. Sedangkan kajian terbaru dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan magnitude gempa berpotensi 9 skala Richter terjadi di wilayah Kulon Progo.
Berdasarkan buku peta sumber gempa 2017, terdapat lima megathrust, yakni Enggano, Selat Sunda, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sunda. Panjangnya sekitar lebih dari 2.000 kilometer. Megathrust yang paling dekat adalah megathrust Jawa Barat dan Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau kita sudah mengetahui potensi ini, ini menjadi satu masukan penting untuk saat ini maupun ke depan terkait pembangunan yang ada di sana,” katanya, Rabu (13/3).
Selain itu, Widjo menjelaskan berdasarkan kajian yang sedang dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengindikasikan bahwa tsunami purba atau tsunami masal lalu pernah terjadi di panjang sebaran diperkirakan mencapai 1.000 kilometer mulai Jawa Barat hingga Pulau Bali. Gelombang tsunami itu dipicu oleh gempa besar dengan magnitude 8,5 sampai 9 SR.
“Tsunami masa lalu atau tsunami purba itu nyata, jaraknya katakanlah untuk sedimen tsunami itu 1,5 kilometer dari pinggir pantai,” kata dia.