Banyuwangi – Anggota DPR-RI terpilih periode 2024-2029 Bambang Haryo Soekartono meminta ASDP meniru Pelabuhan laut Tanjungwangi yang kini sudah dilengkapi dengan jembatan timbang terintegrasi dengan pusat data.
Menurut pemilik sapaan akrab BHS, pelabuhan penyeberangan ketapang yang menjadi salah satu pelabuhan tersibuk di Jawa Timur ini, harus bisa difasilitasi dengan jembatan timbang.
“Jembatan timbang ini, penting sekali untuk antisipasi, dan deteksi data dari truk yang akan masuk ke kapal” Imbuh BHS, Kamis (27/6).
Hal ini menjadi sangat penting, karena kapal mempunyai batasan kekuatan konstruksi baik di pintu rampak maupun deck muat, juga perhitungan stabilitas kapal sangat dipengaruhi berat muatan maupun posisinya.
Termasuk juga batasan daya muat atau yang disebut displacement kapal. Dimana muatan tidak boleh berlebih.
Posisi serta muatan kapal harus diketahui, berikut berat truk dan jenis muatannya untuk kepentingan menjaga stabilitas kemiringan kapal itu sendiri.
“Kalau misalnya muatan truk tidak terdeteksi dan akhirnya melebihi dari kapasitas dari kapal tersebut, maka plat bawah air bisa pecah sehingga di terminal angkutan penyeberangan wajib dilengkapi jembatan timbang yang difungsikan dengan baik untuk informasi data ke perusahaan pelayaran. Seperti yang sudah dilakukan oleh PT Pelindo dan harus segera ditiru pelabuhan penyeberangan yang dikelola PT ASDP,” tegas BHS.
Sebelumnya, alumnus Teknik Perkapalan ITS Surabaya itu mengatakan, Pelabuhan Laut Tanjungwangi merupakan pelabuhan yang strategis yang dapat di-integrasikan dengan kawasan industri.
Maka, sudah waktunya pelabuhan tersebut harus steril karena seharusnya pelabuhan sudah menerapkan ISPS Code (The International Ship and Port Facility Security Code).
Menurut Anggota komisi V DPR-RI periode 2014-2019 saat meninjau pelabuhan laut Pelindo, kedalaman laut pada dermaga 14 meter. Merupakan pelabuhan alam dan sudah bisa menampung kapal-kapal generasi ketiga yang panjangnya 300 meter.
Tetapi panjang dermaga dari dari pelabuhan laut tersebut masih kurang, hanya sekitar 500 meter sehingga kapal generasi ketiga susah sandar lebih dari satu kapal dan tempat sandaran pelabuhan laut tersebut sering overload.
Apalagi di pelabuhan tersebut belum dilengkapi dengan overhead crane sehingga bongkar muat di pelabuhan untuk kontainer masih belum memenuhi syarat.
“Saya harapkan segera dibangun alat angkat dan perpanjangan dermaga untuk antisipasi jalur internasional tersebut, juga logistik domestik yang dihubungkan dengan kawasan industri yang ada di Banyuwangi. Maka pelabuhan tersebut akan menarik bagi kapal-kapal domestik dan internasional kalau sarana infrastrukturnya sudah dilengkapi dengan baik,” tandas BHS
Tinggalkan Balasan