Kebijakan Presiden Amerika Serikat terhadap tarif bea masuk produk membuat pasar bergejolak. Bahkan hal ini berpengaruh pada pasar crypto yang mengalami tekanan secara signifikan. Bahkan banyak yang khawatir terulangnya Black Monday.

Akibatnya harga ETH mengalami penurunan yang cukup tajam, yang membuat para investor dan trader harus berpikir panjang untuk membeli koin Ethereum. Kondisi ekonomi global yang diprediksi mengalami resesi membuat investor menahan atau menjual aset yang beresiko.

Begitu juga dengan XRP yang mengalami penurunan setelah sebelumnya memiliki sinyal akan rebound. Tetapi kenyataannya kondisi harga XRP tak lepas dari penurunan seperti aset-aset crypto lainnya. berikut beberapa analisa terjadinya penurunan pasar crypto.

Kebijakan Tarif Trump Menyebabkan Ketakutan Black Monday

Dilansir dari Pintu, Hari ini nilai Ripple (XRP) mengalami penurunan yang tajam seiring meningkatnya kekhawatiran investor terhadap kemungkinan koreksi besar di pasar finansial. Data dari Google Trends menunjukkan lonjakan pencarian untuk istilah Black Monday yang mencapai angka maksimum 100.

Keadaan ini mencerminkan kecemasan investor bahwa penurunan harga hari ini mungkin mengingatkan pada kejatuhan pasar saham di tahun 1987. Selain itu, pasar crypto secara keseluruhan juga mengalami dampak negatif dengan total kapitalisasi pasar menyusut 9% menjadi $2,4 triliun.

Sementara itu, pasar saham Amerika Serikat mencatat salah satu hari perdagangan terburuk dengan penurunan indeks S&P 500 futures sebesar 2,88%. Aksi jual besar-besaran ini terjadi karena para trader mengurangi eksposur mereka terhadap aset berisiko akibat tariff.

Lonjakan Likuidasi Ripple (XRP) Mencapai $40 Juta

Data dari Coinglass menunjukkan lonjakan signifikan dalam likuidasi, dengan lebih dari $40 juta posisi terbuka pada Ripple (XRP) yang terhapus. Dari total tersebut, sekitar $36 juta merupakan posisi long yang dilikuidasi, menambah tekanan jual yang memperburuk penurunan harga Ripple (XRP).

Saat ini, minat terbuka untuk Ripple (XRP) telah menurun di bawah $3 miliar, dan tingkat pendanaan telah berubah menjadi negatif. Hal ini mengindikasikan sentimen pasar yang bearish, di mana para penjual pendek mendominasi dibandingkan dengan para pembeli long yang mengharapkan kenaikan.

Analisis Harga Ripple (XRP) Memperlihatkan Potensi Penurunan 44%

Grafik harga harian menunjukkan bahwa harga Ripple (XRP) telah melewati zona dukungan kunci. Setelah menembus area tersebut, Ripple (XRP) juga turun di bawah 200-SMA, yang menandakan peralihan tren dari bullish menjadi bearish.

Indeks Kekuatan Relatif (RSI) telah berada di angka 30, menandakan adanya tekanan jual yang kuat. Namun, situasi oversold pada RSI mungkin menunjukkan bahwa tren penurunan hampir mencapai titik akhir.

Dengan tren bearish yang berlanjut, harga Ripple (XRP) dapat terjun hingga 44% menjadi $1. Pandangan ini sejalan dengan opini trader terkemuka, Peter Brandt, yang menyatakan bahwa penurunan harga Ripple (XRP) hingga $1 sudah terlihat jika level dukungan di zona kritis ini hancur.

Pergerakan Harga XRP

Dilansir dari Pintu Market, harga XRP hari ini adalah Rp 33.509 dengan volume perdagangan XRP (XRP) mencapai angka sebesar Rp 262,59 triliun, yang menunjukkan peningkatan sebesar 12,11% dibandingkan satu hari sebelumnya. Sementara itu, harga tertinggi sepanjang waktu yang pernah dicapai XRP adalah US$3,40 dan harga terendah sepanjang waktu US$0,002686.

Untuk kapitalisasi pasar dari XRP (XRP) saat ini adalah US$110.562.719.554. Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan harga token dengan jumlah total token XRP yang beredar (58 Miliar token yang tersedia di pasar saat ini).

Harga Ethereum (ETH) Merosot, Seorang Whale Mengalami Kerugian Rp1,79 Triliun

Pasar cryptocurrency terus menunjukkan pelemahan. Bukan saja dialami oleh XRP tetapi juga dialami oleh hampir semua aset crypto. Dalam 24 jam terakhir, harga Ethereum (ETH) anjlok hampir 20%, mencapai titik terendah dalam setahun.

Di tengah penurunan nilai ETH, seorang whale tercatat mengalami kerugian sebesar US$106 juta, sesuai dengan analisis dari Lookonchain. Total kerugian yang dialami oleh para investor ETH dalam satu hari terakhir melebihi US$389 juta.

Bagaimana Investor Tersebut Mengalami Kerugian US$106 Juta Ketika ETH Jatuh?

Whale ini sebelumnya mengunci 67.570 ETH (kira-kira setara dengan US$106 juta pada saat likuidasi) di platform Sky (yang sebelumnya dikenal sebagai MakerDAO) untuk mendirikan posisi utang berbasis jaminan (CDP). Sebagai imbalannya, ia menerima pinjaman berupa stablecoin DAI.

Sky beroperasi berdasarkan prinsip overcollateralization, yang mensyaratkan rasio jaminan minimum sebesar 150%. Ini berarti, untuk meminjam 100 DAI, pengguna harus menyetorkan 150 ETH. Dalam kasus ini, rasio jaminan yang dimiliki berada di antara 170-180%.

Namun, saat harga ETH turun, nilai jaminan juga menurun mendekati ambang batas kritis sebesar 144%. Akibatnya, posisi investor tersebut dilikuidasi secara otomatis oleh sistem.

Sementara itu, pemilik ETH besar lainnya berupaya melindungi posisi mereka dari risiko likuidasi. Menurut laporan Spot On Chain, alamat 0x7d6 telah mengunci 270 ribu ETH (sekitar US$395 juta) di protokol Sky.

Untuk mengurangi risiko, ia melunasi hutang sebesar 3,52 juta DAI dan menambahkan 600 ribu ETH sebagai jaminan tambahan. Kini, untuk mencegah likuidasi posisinya, harga ETH perlu jatuh hingga mencapai US$912.

Apa yang Terjadi pada Ethereum?

Dari informasi yang diperoleh CoinMarketCap, ETH merupakan aset crypto terbesar kedua, saat ini diperdagangkan pada harga US$1.444. Dalam 24 jam terakhir, nilai ETH merosot hampir 20%. Sebagai perbandingan, kali terakhir ETH berada pada level harga serendah ini adalah pada bulan Oktober 2023.

Harga Ethereum merosot bersamaan dengan pelemahan pasar secara umum, di mana Bitcoin (BTC) mengalami koreksi menjadi US$76.000. Data likuidasi menunjukkan bahwa para investor crypto telah kehilangan lebih dari US$1,3 miliar dalam satu hari terakhir, dengan US$405 juta di antaranya berasal dari investor ETH.

Di tengah meningkatnya ketegangan dalam perang dagang AS serta ancaman terjadinya resesi global, para investor memilih untuk menjual aset berisiko mereka, termasuk cryptocurrency. Dalam kondisi seperti ini banyak investor dan trader lebih memilih menjual aset cryptonya untuk mengurangi resiko kerugian yang lebih besar akibat harga yang semakin menurun.

Pergerakan Harga ETH

Dilansir dari Pintu Market, harga ETH hari ini adalah Rp 27.039.729 dengan volume perdagangan Ethereum (ETH) tercatat sebesar Rp 594,65 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 11,62% dibandingkan dengan hari sebelumnya. Sementara itu, Ethereum (ETH) telah mencatatkan harga tertinggi sepanjang masa di angka US$4.878,26 dan harga terendah di level US$0,433.

Itulah beberapa prediksi harga Ethereum dan Ripple menghadapi ekonomi global yang dibayangi oleh Black Monday akibat kebijakan tarif Trump yang mampu menimbulkan resesi global. Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif.

Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.